Rabu, 09 November 2016

Jurnal Mikrobiologi Tentang Uji Kualitas Air


JURNAL MIKROBIOLOGI
TENTANG
UJI MIKROBIOLOGI AIR
OLEH

NANDA AFRA AYU
14106045
KELOMPOK III
LOKAL B

DOSEN PEMBIMBING:
AIDHYA IRHASH PUTRA, S.Si M.P

ASISTEN PEMBIMBING:
MASTOMY
THE BEST FIRDAUS
YORA AGUSTIN

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BATUSSANGKAR
2016/2017



UJI MIKROBIOLOGI AIR
KELOMPOK III : NANDA AFRA AYU
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BATUSANGKAR

ABSTRAK
Sebuah praktikum telah selesai dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, IAIN Batusangkar. Tujuan praktikum ini adalah agar mahasiswa Biologi  yang mengikuti matakuliah mikrobiologi   mampu  mengetahui dan memahami prosedur pengujian mikrobiologi pada air. Air yang digunakan adalah air yang biasa digunakan oleh masyarakat yang langsung diminum tanpa melewati proses pmanasan terlebih dahulu. Dalam pengujian mikrobiologi air ini, mikroorganisme yang fokus diamati adalah organisme Escherichia coli yang terkandung dalam air. Pengujian melalui 2 tahap diantaranya yaitu uji dugaan (presumptive test), uji penetapan (confirmed test). Selain itu teknik yang dilakukan harus tepat agar didapat hasil yang akurat.
Keyword: Most Probable Number, Persumptive test, Comfirmed test, Coliform, ENDO Agar


  I.     PENDAHULUAN
Bakteri Coliform adalah jenis bakteri yang umum digunakan sebagai indikator penetuan kualitas sanitasi makanan dan air. Coliform sendiri sebenarnya bukan penyebab dari penyakit-penyakit bawaan air, namun bakteri jenis ini mudah untuk dikultur dan keberadaannya dapat digunakan sebagai indikator keberadaan organisme patogen seperti bakteri lain, virus atau protozoa yang banyak merupakan parasit yang hidup dalam sistem pencernaan manusia serta terkandung dalam feses. Organisme indikator digunakan karena ketika seseorang terinfeksi oleh bakteri patogen, orang tersebut akan mengekskresi organisme indikator jutaan kali lebih banyak dari pada organisme patogen. Hal inilah yang menjadi alasan untuk menyimpulkan bila tingkat keberadaan organisme indikator rendah maka organisme patogen akan jauh lebih rendah atau bahkan tidak ada sama sekali. Bakteri Coliform dijadikan sebagai bakteri indikator karena tidak patogen, mudah serta cepat dikenal dalam tes laboratorium serta dapat dikuantifikasikan, tidak berkembang biak saat bakteri patogen tidak berkembang biak, jumlahnya dapat dikorelasikan dengan probabilitas adanya bakteri patogen, serta dapat bertahan lebih lama daripada bakteri patogen dalam lingkungan yang tidak menguntungkan (Colome, 2001).
Bakteri Coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri Coliform feka  adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan Coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi Coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri Coliform adalah, Esherichia coli dan Entereobacter aerogenes. Jadi, Coliform adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan Coliform, artinya, kualitas air semakin baik. (Friedheim, 2001).
Metode MPN merupakan salah satu metode perhitungan secara tidak langsung. Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumptive test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test). Dalam uji tahap pertama, keberadaan Coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah, masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat fermentatif Coliformdalam sampel (Suriawiria, 2005).
Dalam metode MPN, pengenceran harus dilakukan lebih tinggi daripada pengenceran dalam hitungan cawan, sehingga beberapa tabung larutan hasil pengenceran tersebut mengandung satu sel jasad renik. Beberapa tabung mungkin mengandung lebih dari satu sel, sedangkan tabung lainnya tidak mengandung sel. Dengan demikian setelah inkubasi diharapkan terjadi pertumbuhan pada beberapa tabung yang dinyatakan sebagai tabung positif sedang tabung lainnya negatif. Metode MPN biasanya digunakan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat dengan melakukan pengenceran terlebih dahulu. Metode MPN merupakan uji deretan tabung yang menyuburkan pertumbuhan Coliform sehingga diperoleh nilai untuk menduga jumlahColiform dalam sampel yang diuji. Uji positif akan menghasilkan angka indeks. Angka ini disesuaikan dengan tabel MPN untuk menentukan jumlah Coliform dalam sampel (Adam, 2001).
Untuk metode MPN (most probable number) digunakan medium cair dalam wadah berupa tabung reaksi, perhitungan di lakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu tabung yang mengalami perubahan pada mediumnya baik itu berupa perubahan warna atau terbentuknya gelembung gas pada dasar tabung durham. Pada metode perhitungan MPN ini digunakan bentuk tiga seri pengenceran, yang pertama 10-1, 10-2 dan 10-3. Kemudian dari hasil perubahan tersebut dicari nilai MPNnya pada tabel nilai MPN, dan untuk jumlah bakterinya maka digunakan rumus (Cowan, 2004).
Uji penduga merupakan uji positif untuk menentukan bakteri Coliform. Media yang digunakan ialah media Lactose Broth. Bakteri dapat menggunakan laktosa sebagai sumber karbon, namun ada pula sebagian bakteri enteric yang tidak dapat melakukannya. Kaldu laktosa mengandung surface tension depressant yang menekan pertumbuhan bakteri gram positif dan memacu bakteri gram negatif terutama bakteri Coliform. Hasil uji penguat yang positif atau meragukan menyatakan bahwa sampel air tidak layak untuk diminum. Uji penguat memerlukan media selektif dan diferensial seperti Eosin-Biru Metilen atau ENDO agar yang akan diinokulasi dari tabung laktosa yang positif. Uji pelengkap, uji ini merupakan tahap akhir analisis bakteri dari contoh air. Uji pelengkap dilakukan dengan pewarnaan gram (Volk, 1993).
II.      ALAT DAN BAHAN
 Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:  Autoclave (Tomy Es-315), Autoclave (All American), Laminar (Robus ph: 021 7354878), Timbangan Digital (Lutron GM-500), Hot Plate Stirrer (Labtech), Gelas Ukur (YZ 250 ml ± 2 ml), Gelas Kimia (Pyrex 1 wakl Te-32 500 ml), Batang Pengaduk, Spatula, Kapas (Swand Brand), Kain Kasa, Benang Jagung, Sprayer (Tudor Jet Sprayer), Lampu Spritus, Erlenmeyer (Pyrex 1 wakl Te-32 250 ml), Petri Disch.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah Alkohol 70 %, Aquades (Twist), Lactosa Broth, 

III.     WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum  mikrobiologi  tentang uji kualitas iarini dilaksanakan pada hari kamis,  28 oktober  hingga tanggal 3 november 2016 pukul 7.15 WIB sampai dengan selesai, di Laboratorium Mikrobiologi, Gedung L lantai 1, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.
IV.     PROSEDUR KERJA
A.    Persiapan
Timbang Lactose Broth dan Endo Agar masing-masing 2,6gr dan 2,8gr dalam masing-masing 200ml aquadest. Untuk Lactose Broth 13gr dicampurkan dengan aquadest kedalam tabung elemeyer dan diaduk dengan spatula hingga homogen. Tutup elemeyer dengan sumbat pocong dan plastik krep. Lakukan sterilisasi bersama dengan tabung reaksi dan cawan petri yang akan digunakan. Untuk Endo Agar campurkan dengan aquadest dalam elemeyer dan panaskan dengan HotPlate hingga homogen dan mendidih.
B.    Uji Pendugaan (persumptived test)
Menyiapkan 3 tabung reaksi dan memberikan label pada masing-masing tabung dengan tanda 10-1, 10-2 dan 10-3. Mengisi tabung reaksi masing-masing 9 ml Lactose Broth steril. Menambahkan sampel air masing-masing 1 ml dengan menggunakan pipet tetes ke dalam tabung yang telah berisi Lactose Broth steril pada tabung pengenceran 10-1, kemudian mengocok agar tercampur secara homogen dan masukkan Tabung Durham. Ambil 1ml sampel dari pengenceran 10-1 dengan mikropipet dan langsung memfiksasi mulut tabung reaksi dengan api bunsen dan segera tutup dengan sumbat pocong dan tutup dengan plastik krep.  Menambahkan 1 ml sampel dari pengenceran 10-1 ke dalam tabung pengenceran 10-2, kemudian mengocok sehingga tercampur secara homogen. Dan masukkan Tabung Durgam segera tutup dengansumbat pocong dan plastik krep. Menambahkan 1 ml sampel dari pengenceran 10-2 ke dalam tabung pengenceran 10-3, kemudian mengocok sehingga tercampur secara homogen, masukkan Tabung Durham daan fiksasi dengan api bunsen dan tutup dengan sumbat pocong dan plastik krep.
Menginkubasikan seluruh tabung pada suhu 340C selama 24 jam. Mengamati adanya gelembung udara di dalam tabung durham dan mencatat kode tabung yang positif mengeluarkan gas.
V.     HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil dan Pembahasan Persumptive Test
No
Sampel air


10-1
10-2
10-3
1.
tidak bergelembung
tidak bergelembung
tidak bergelembung

Standar analisis untuk mengetahui kualitas iar yang digunakan baik atau tidak (uji mikrobiologis air) terdapat tiga tahap uji yaitu, uji duga (Persumptive Test), uji kebenaran (Comfirm Test), uji pelengkap (Complite Test). Uji duga (Persumptive Test) ialah uji yang bertujuan untuk mendeteksi mikrorganisme yang diduga sebagai bakteri Coliform dan untuk melihat apakah sampel air mampu memfermentasi laktosa. Karena media yang digunakan adalah Lactose Broth (LB) atau kaldu Laktosa. Cara pengerjaan yaitu dengan memasukkan sampel air kedalam tabung reaksi yang berisi LB dan tabung durham yang tertutup rapat. Apabila selama inkubasi 24 jam terdapat gelembung yang ada pada tabung durhan yang diletakkan terbalik menunjukkan adanya bakteri Coliform. LB mengadung garam empedu untuk menekan bakteri grampositif agar tidak tumbuhsehingga hanya bakteri gram negativ yang tumbuh dalam LB (Suriawuria,1985).
Uji penduga yang dilakuakan  dengan metode MPN dengan cara menginokulasi sample airkedalam tabung berisi LB dan tabung durham. Dan semua tabung diingkubasi dalam inkubator dengan suhu 37˚C selama ±2X24 jam.
Hasil positiv dapat diketahui dengan adanya gelembung gas yang terdapat pada tabung durham. Fungsi dari tabung durham adalahuntuk mengetahui adanya gelembung gas yang dihasilakan akibat fermentasi laktosa menjadi asam dan gas (Suriawiria, 1985 ).
Dari hasil pengamatan kelompok kami ketiga tabung reaksi tidak terdapat gelembung dalam tabung durham serta tidak adanya perubahan warna larutan LB.
Menurut Suriawuria (1985), bahwa kekeruhan yang terdapat pada tabung reaksi disebabkan adanya aktivitas suatu mikroorganisme. Sedangkan pada tabung reaksi pada pengamatan kami tidak adanya perubahan warna larutan, yang berarti sampel air yang kami uji tidak mengandung Coliform. Selain itu menurut Ferdiaz (1996), gelembung yang terdapat pada tabung durham meruapakan aktivitas respirasi suatu mikroorganisme, sehingga dapat dilihat hasil respirasi tersebut berupa gelembung ayang terdapat pada tabung durham. Dan sekali lagi kami tidak menemukan adanya gelembung didalam tabung durham dan tidak terlihatnya ada perubahan warna pada larutan pada media uji.
Namun bukan berarti sampel yang kami uji tidak mengandung Coliform, karena setelah ditelaah lagi diberbagai referensi, yang ada, seharusnyauntuk air sungai yang langsung dapat diminum sekalipun masih terdapat Coliform meski dalam jumlah yang sangat sedikit.
VI.     PENUTUP
A.    Kesimpulan
Terdapat dua kemungkinan yang dapat kami simpulkan dalam praktikum kali ini. Kemungkinan pertama bahwa memang air yang kami uji merupakan air yang layak diminum karena kami tidak menemukan adanya gelembung maupun perubahan pada larutan LB. Berarti tidak adanya mikroorganisme patogen yang terdapat dalam air.  Kemungkinan kedua terletak pada kesalahan yang tidak kami sadari selama prosedur dilakukan hingga Coliform tidak dapat berkembang dalam medium uji.
B.    Saran
Pada praktikum ini banyak kesalahan dalam prosedur   yang dilakukan, sehingga disarankan agar setiap perlakuan dilakukan sesuai prosedur dan aturan- aturan agar hasil pengamatan sesuai dengan yang diharapkan.
REFERENSI
Adam Syamsunir.1992.Dasar-Dasar Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Perawatan.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Colome,JS. Et al. 2001. Laboratory Exercises in Microbiology. New York : West Publishing  Company
Cowan,ST. 2004.  Manual for the Identification of Medical Fungi. London: Cambridge University Press..
Fardiaz, S.1997. Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Gobel, Risco B. 2008. Mikrobiologi Umum Dalam Praktek. Makasar:Universitas Hasnuddin Press
Lim,D. 2006. Microbiology. McGraw-Hill. New York.
Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Papas Sinar Sinanti.
Suriawuria,U.1985. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta:Gramedia
Pelczar, M.J dan E.C.S. Chan. 2006. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar