JURNAL MIKROBIOLOGI
TENTANG
PEMBUATAN MEDIUM PERTUMBUHAN
MIKROORGANISME
OLEH
NANDA AFRA AYU
14106045
KELOMPOK III
LOKAL B
DOSEN PEMBIMBING:
AIDHYA IRHASH PUTRA, S.Si M.P
ASISTEN PEMBIMBING:
MASTOMY
THE BEST FIRDAUS
YORA AGUSTIN
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) BATUSSANGKAR
2016/2017
PEMBUATAN MEDIUM PERTUMBUHAN
MIKROORGANISME
KELOMPOK III : NANDA AFRA AYU
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) BATUSANGKAR
ABSTRAK
Medium pertumbuhan adalah media
yang digunakan dalam pertumbuhan mikroorganisme untuk keperluan penelitian
dalam bidang ilmu mikrobiologi. Mikroorganisme yang akan diamati akan ditumbuh
kembangkan dalam media seperti nutrien agar (NA) dan potato dektrosa agar
(PDA). Dalam pembuatan medium pertumbuhan, alat maupun bahan yang akan
digunakan haruslah steril dan tidak dalam keadaan terkontaminasi. Berhasil atau
tidaknya pembuatan medium pertumbuhan dipengruhi oleh tahap yang disebut dengan
sterilisasi. Tahap sterilisasi adal tahap dimana semua alat dan bahan yang akan
digunakan melalui proses pembunuhan dan pencegahan mikroorganisme yang tidak diharapkan
tumbuh pada media yang akan digunakan.
Keyword : Medium
Pertumbuhan, Mikroorganisme, NA, PDA, Sterilisasi
I. PENDAHULUAN
A. Mikroorganisme
1. Morfologi
mikroorganisme
Dunia mikroorganisme terdiri
dari berbagai kelompok jasad renik (makhluk halus). Kebanyakan bersel satu atau
uniseluler. Cirri utama yang membedakan kelompok mikroorganisme tertentu dari
microbe terdiri dari monera (virus dan sianobakteri), protista, fungi(khamir
dan kapang), alga (mikroskopis)dan protozoa. Perbedaan ini penting untuk
memisahkan semua protista menjadi 2 kategori, yakni prokariota dan eukariota.
2. Bentuk
dan Susunan Mikroorganisme
Bentuk umum mikroorganism
terdiri dari satu sel (uniseluler), seperti yang umum didapatkan pada bakteri,
ragi, dan mikroalga. Bentuk mikroorganisme dapat juga berbentuk filament atau
serat, yakni rangkaian sel yang terdiri dari 2 sel atau lebih yang berbentuk
rantai, seperti yang umum didapatkan pada bakteri fungi dan mikroalga. Bentuk
filamen pada kenyataannya dapat berupa filament semu bila hubungan antara sel
satu dengan yang lainnya tidak nyata atau tidak ada, misalnya pada beberapa
jenis ragi dan fungi. Sedangkan bentuk filament benar, kalau hubungan antara sel
satu dengan lainnya terdapat hubungan yang jelas, baik hubungan secara
morfologis (bentuk) ataupun secara fisiologis (fungsi sel), misalnya pada
beberapa jenis fungi dan mikroalga.
Bentuk lain mikroorganisme
adalah koloni, yakni gabungan dua sel atau lebih didalam satu ruang seperti
yang didapatkan pada mikroalga dan bakteri. Bentuk jaringan semu bila susunan
serat membentuk jaringan seperti yang didapatkaan pada fungi atau jamur, tetapi
jaringan tersebut tidak berfungsi seperti layaknya jaringan yang dimiliki
tanaman tinggi atau hewan.(waluyo 2007)
B. Medium Pertumbuhan
Medium adalah suatu bahan
terdiri atas campuran nutrisi atau zat hara (nutrien) yang digunakan
menumbuhkan mikroorganisme di atas atau di dalamnya. Selain itu, medium dapat
dipergunakan pula untuk isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis,
dan penghitungan jumlah mikroorganisme. Hal ini erat kaitannya dengan postulat
koch; untuk menetapkan suatu jenis mikroba sebagai penyebab penyakit harus terlebih dahulu harus mendapatkan mikroba
dalam keadaan murni (pure culture) untuk diselidiki sifat-sifatnya.
Untuk tujuan tersebut sangat diperlukan suatu medium (perbenihan) sebagai tempat tumbuh dan isolasi mikroorganisme.(Waluyo,2008)
Untuk keperluan hidupnya, semua
makhluk hidup memerlukan bahan makanan. Bahan makanan ini diperlukan untuk
sintesis bahan mikroorganisme, untuk kehidupannya membutuhkan bahan-bahan organik
dan anorganik dari lingkungannya. Bahan-bahan tersebut disebut dengan nutrien
(zat gizi).
Peran utama nutrien adalah sebagai
sumber energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor elektron dalam reaksi
bioenergetik (reaksi yang menghasilkan energi). Oleh karenanya bahan makanan
yang diperlukan terdiri dari air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor
elektron, sumber mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen.
Makhluk hidup menggunakan
sumber-sumber nutrien dapat dalam bentuk padat, tetapi ada juga yang hanya
dapat menggunakan sumber nutrien dalam bentuk cair (larutan). Bila jasad hidup
menggunakan sumber nutrien dalam bentuk padaat digolongkan tipe holozoik,
sedangkan yang menggunakan nutrien dalam bentuk cairan tergolong dalam tipe holofitik.
Namun ada hidup holofitik dapat juga menggunakan sumber nutrien dalam bentuk
padat, tetapi bahan tersebut dicerna dahulu diluar sel dengan bantuan enzim
ekstraseluler.(Waluyo,2007)
Teknik pembuatan medium terus
mengalami perkembangan bagan. Samapai dengan tahun 1930, penyiapan medium
sangat memakan waktu karena harus dibuat dari bahan mentah. Sekarang telah
tersedia medium dalam bentuk bubuk (terdehidrasi). Penyiapan medium menjadi
lebih mudah; tinggal menimbang, melarutkan dalam air, menyesuaikan pH (kalau
perlu), menempatkan dalam wadah yang sesuai dan kemudian baru mensterilkan.
Namun negaran kita, sebagian besar medium jadi masih harus diimpor dari
negara-negara maju.(Waluyo,2008)
1. Persyaratan
Medium Biakan
Pembiakan mikroba dalam
laboratorium memerlukan medium yang berisi zat hara serta lingkungan
pertumbuhan yang sesuai dengan
mikroorganisme. Zat hara digunakan yang sesuai dengan mikrorganisme. Zat hara
digunakan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi
dalam metabolisme, dan pergerakan. Lazimnya, medium biakan beris air, sumber
energi, zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen,
hidrogen serta unsur-unsur sekelumit (trace element). Dalam bahan dasar
medium dapat pula ditambahkan faktor pertumbuhan berupa asam amino, vitamin
atau nukleotida.
Medium biakan yang digunakan
untuk menumbuhkan mikroorganisme dalam bentuk padat, semi-padat, dan cair.
Medium padat diperoleh dengan menambahkan agar. Agar berasal dari ganggang
merah. Agar digunakan sebagai pemadat karena tidak dapat diuraikan oleh
mikroba, dan bahan pemadat dalam medium adalah 1,5-2,0%.(Waluyo,2008)
2. Penggolongan
Medium Biakan
Perbedaan sifat-sifat mikroba
terhadap induk semangnya akan berpengaruh terhadap medium apa yang akan
dipakai. Sifat mikrorganisme terhadap hospesnya dapat sebagai parasit obligat,
parasit fakultatif, komensalis, saprofitis, dan lainnya.
Berdasarkan
sumber karbon yang digunakan, mikroba dibagi menjadi dua kelompok. Mikroba yang mensintesis ssemua komponen sel
dari karbon dioksida dinamakan ototrof, sedangkan mikroba yang
memerlukan satu atau lebih senyawa organik sebagai sumber karbon disebut heterotrof.
Namun disamping sumber karbon organik, heterotrof juga memerlukan karbon
dioksida. Macam zat organik yang diperlukan 10 macam atau lebih senyawa organik
dari yang sederhana sampai kompleks.
Berdasarkan
keheterotrofannya mikroba dapat digolongkan beberapa kelompok besar medium,
yakni:
a. Media Hidup
Media hidup pada umumnya
dipakai dalam laboratorium virologi
untuk pembiakaan barbagai virus, sedangkan dalam laboratorium bakteriologi
hanya beberapa kuman tertentu saja, dan terutama pada hewan percobaan.
b. Media Mati
Pada media mati juga dikenal
adanya media sintesis. Media sintesis merupakan media yang mempunyai kandungan
dan isi bahan yang telah diketahui secara terperinci. Media sintesis sering
digunakan untuk mempelajari sifat faali dan genetika mikroorganisme.
Medium mati berdasarkan
konsistensinya terbagi manjadi beberapa macam, yakni:
1) Media Padat
Media padat diperoleh dengan
cara menambahkan agar-agar. Agar berasal dari ganggang merah yang berfungsi
sebagai bahan pemadat. Alga digunakan karena bahan ini tidak diuraikan oleh
mikroorganisme, dan dapat membeku pada suhu diatas 45˚C. Media padat terbagi menjadi
media agar miring, dan agar deep.
Medium padat biasanya digunakan
untuk mengamati penampilan atau morfologi koloni dan untuk mengisolasi biakan
murni. Bahan membuat medium menjadi padat ini dapat agar-agar, gelatin atau
silika gel. Namun yang paling sering agar-agar. Bahan utama agar-agar adalah galaktan,
yakni kompleks karbohidrat yang diekstraksi dari alga laut genus gelidium,
namun sebagian mikroba tidak dapat
menggunakan agar-agar sebagai makanannya. Sehingga dapat semata-mata sebagai
bahan pemadat.
2) Media Setengah
Padat (Semi Solid Medium)
Media setengah padat dibuat
dengan bahan sama dengan media padat, akan tetapi yang berbeda adalah komposisi
agarnya. Media ini digunakan unuk melihat gerak kuman secara mikroskopik dan
kemapuan fermentasi. Medium setengah
padat dalam keadaan panas berentuk cair, tetapi dalm keadaan dingin berbentuk
padat. Berdasarkankeperluannya medium ini dapat dibuat tegak atau miring.
3) Media Cair
Secara umum medium cair adalah
medium yang berbentuk cair medium cair digunakan untuk berbagai tujuan seperti
pembiakan mikroba dalam jumlah besar, penelaahan fermentasi, dan berbagai macam
uji. Beberapa macam medium cair adalah kaldu nutrien, kaldu glukosa, air
pepton, perbenihan kauffmann, medium deret gula-gula, kaldu laktosa, BGLBB
(Brilliant Green Lactosa Bile Broth), air bulyon, dan lain sebagainya.
(Waluyo,2008)
C. Sterilisasi
Bahan atau peralatan yang
dipergunakan dalam bidang mikrobiologi harus dalam keadaan steril. Steril artinya
tidak didapatkan mikroba yang tidsk diharapkan kehadirannya, baik yang
mengganggu atau merusak media atau mengganggu kehidupan dan proses yang sedang
dikerjakan. Setiap proses baik fisika,
kimia dan mekanik yang membunuh semua bentuk hidup terutama mikroorganisme
disebut dengan sterilisasi.(Waluyo,2007)
Keberhasilan
mempelajariperikehidupan mikroorganisme dan bekerja dalam bidang mikroorganisme
bergantung pada kondisi kebersihan medium dan alat serta kemurnian jenis
mikroorganisme yang dipelihara. Untuk menjamin kondisi demikian perlu dilakukan
pembersihan atau sterilisasi alat, medium dan prosedur kerja atau teknik
penanganan mikroorganisme. Sterilisasi adalah proses yang menyebabkan bahan ,
medium atau alat terbebas dari semua bentuk kehidupan.
Pengendalian mikroorganisme sangat
penting dalam kegiatan rumah tangga, industri , dan lapangan medis untuk
mencegah dan memperlakukan mikrorganisme terutama mikroorganisme penyebab
penyakit. Tindakan sterilisasi juga dilalukan untuk mencegah kerusakan bahan
makanan dan hasil-hasil industri. Cara yang biasa dalam mengendalikan
mikroorganisme meliputi tindakan fisik dan kimiawi yang dapat mematikan fungsi
dan merusak struktur mikroorganisme.
Metode kimia untuk
mengendalikan pertumbuhan mikroorganisme meliputi: Antiseptik, adalah
bahan kimia yang digunakan terhadap jaringan hidup sehingga mencegah perumbuhan
mikroorganisme. Disinfektan adalah bahan kimia yang dapat mencegah
pertumbuhan pertumbuhan mikroorganisme yang aktif (bentuk fase vegetatif) pada
bahan/alat yang tidak hidup. Bahan kemoterapik adalah bahan kimia yang
dapat menghancurkanatau mencegah pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan
hidup. Zat kimiayang dipakai diantaranya etilen oksida (untuk sterilisasi alat-alat
dari plastik dan pipet); Betapropiolakton (untuk jaringanyang hidup).
(Subandi,2012)
D. NA dan
PDA
1. NA
NA merupakan suatu medium
yang berbentuk padat ynag merupakan perpaduan antara bahan alamiah dan
senyawa-senyawa kimia. NA dibuat dari campuran ekstrak daging dan peptone
dengan menggunakan agar sebagai pemadat. Dalam hal ini agar digunakan, karena
sifatnya yang mudah membeku dan mengandung karbohidrat yang berupa galaktam
sehingga tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme. Dalam hal ini ekstrak beef
dan pepton digunakan sebagai bahan dasar karena merupakan sumber protein,
nitrogen, vitamin serta karbohidrat yang sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme
untuk tumbuh dan berkembang. Medium NA merupakan medium yang berwarna coklat
muda yang memiliki konsistensi yang padat dimana medium ini berasal dari
sintetik dan memiliki kegunaan sebai medium untuk menumbuhkan bakteri.
2. PDA
PDA merupakan media yang
umum digunakan dalam kultivasi bakteri. Dalam pembuatan PDA disetiap prosesnya
harus selalu steril, baik alat-alat yang digunakan untuk proses pembuatan
haruslah steril. Contohnya: tangan, dalam proses ini tangan harus disterilkan
oleh alkohol sebelum melakukan pembuatan PDA ini. Tujuannya yaitu agar PDA yang
dibuat tidak ditumbuhi mikroorganisme yang tidak diinginkan. Media biakan
adalah media steril untuk menumbuhkan mikroorganisme. Dalam pembuatan PDA,
peranan agar-agar sebagai media tempat tumbuhdari jamur. Sedangkan kentang yang
mengandung karbohidrat berperan untuk memberikan energi bagi mikroorganisme.
Pembiakan mikroorganisme dalam laboratorium
menggunakan media yang bersih zat hara serta lingkungan tumbuh yang sesuai bagi
mikroorganisme tersebut. Media merupakan campuran dari beberapa zat makanan
untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroba. Fungsi dari zat makanan tersebut
adalah sebaagi nutrisi bagi mikroba. Berdasarkan sifat fisik media dibedakaan
menjadi, mediaa cair, media padat, dan media setengah padat. Sifat-sifat media
tersebut sangat mempengaruhi kesesuian medium untuk pertumbuhan mikroba yang
akan dikembangbiakan.
Dalam percobaan ini medium yang digunakan
sebagai pembiakan jamur adalah PDA. PDA merupakan medium semi alami yang tersusun
atas bahan alami oleh bahan sintesis. Medium ini menyediakan nutrisi bagi
pertumbuhan jamur yang terdiri dari bahan anorganik yaitu karbohidrat.
II. WAKTU
DAN TEMPAT
Adapun waktu pelaksanaan pembuatan medium
petumbuhan mikroorganisme adalah pada hari kamis, 22 september 2016 yang
bertempat di laboratorium FMIPA IAIN Batusangkar.
III. ALAT
DAN BAHAN
A. ALAT
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum tentang medium
pertumbuahan yakni, Autoklaf (Tomy), Lamina Air Flow (Robust), Labu
Elemeyer (Iwaki), Hotplate (Labbtech), timbangan digital (Guatro),
Cawan Petri (Normax), spritus, plastik wrap, kain kasa, kapas, tissu,
koran, karet gelang.
B. BAHAN
Adapun bahan yang digunakan
yaitu, Nutrien Agar (NA), Potato Dexrosa Agar (PDA), Aquades
IV. PROSEDUR
KERJA
A. pembuatan
sumbat pocong
sebelum membuat
medium dari PDA dan NA terlebih dahulu siapkan sumbat pocong untuk menutupi
tabung erlemeyer berikut beberapa tahapanya:
1. Siapkan
alat dan bahan
2. potong
kain kasa, kemudian ambil kapas secukupnya
3. kemudian
bungkus kapas dengan kain kasa lalu ikat dengan benang jagung.
B. pembuatan
medium PDA
Pembuatan medium
PDA dapat dilakukan dengan beberapa tahap diantaranya adalah sebagai berikut:
1. siapkan
semua alat dan bahan
2. timbang
PDA sebesar 9,75 g dengan timbangan digital setelah di timbang masukkan kedalam
tabung erlemeyer 250 ml
3. masukkan
aquades kedalam tabung erlemeyer tadi yang telah berisi PDA 9,75 g tadi
4. panaskan
PDA yang telah bercampur aquades sampai mendiddih
5. tutup
dengan sumbat pocong
6. terakhir
sterilisasikan dengan menggunakan otoklaf
C. pembuatan
medium NA
Pembuatan medium NA
dapat dilakukan dengan beberapa tahap diantaranya adalah sebagai berikut:
1. siapkan
semua alat dan bahan
2. timbang NA
sebanyak 5 g dengan menggunakan timbangan digital
3. masukkan
kedalam tabung erlemeyer 250 ml
4. masukan
250 ml aquades kedalam tabung erlemeyer yang berisi NA
5. kemudian
panaskan dengan menggunakan hot plat
6. setelah
itu sambil menunggu NAdipanaskan, bungkus petridish dengan kertas Koran dan
ikat dengan karet gelang
7. terakhir
tutup dengan sumbat pocong
8. stelah itu
sterilisasikan mengguanakan otoklaf.
V.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Dari praktikum yang kelompok
kami lakukan didapatkan hasil media pertumbuhan yang steril, maksudnya steril
disini yaitu didalam cawan petri yang kami masukkan agar berupa (NA) dan (PDA)
yang tidak ditumbuhi fungi maupun mikroorganisme lainnya setelah dilakuakan
pengawasan selama 1X24 jam.
Media biakan yang steril inilah
yang nanti akan digunakan sebagai media untuk mikroorganisme yang ingin ditumbuhkan.
Selain untuk mendapatkan mikroorganisme yang diinginkan media yang stril ini
berguna untuk pembiakan murni. Jadi sangat penting media biakan yang akan
digunakan tidak terkontaminasi dengan fungi, bakteri maupun mikroorganisme lain
yang tidak diharapakan kehadirannya.
B. PEMBAHASAN
Bahan atau peralatan yang
dipergunakan dalam bidang mikrobiologi harus dalam keadaan steril. Steril
artinya tidak didapatkan mikroba yang tidak diharapkan kehadirannya, baik yang
mengganggu atau merusak media atau mengganggu kehidupan dan proses yang
sedang dikerjakan.(Waluyo, 2007)
Terkontaminasi atau tidaknya
medium biakan yang akan digunakan baru dapat diketahui setelah 24 jam setelah
penuangan zat agar kedalam cawan petri. Medium yang terkontaminasi fungi,
bakeri dan mikroorganime yang tidak diharapkan akan tumbuh dipermukaan agar
seperti munculnya bercak-bercak yang semula tidak ada. Dalam pembuatan medium
pertumbuhan kita harus memperhatikan dengan sangat teliti agar medium yang
dibuat tidak terkontaminasi dan tetap steril sampai tahap isolasi dan inokulasi
dilakukan.
Zat kimiawi dan tindakan fisik
menghasilkan efek mikrobisida dan efek mikrobistatik. Efek mikrobisida adalah
efek yang menyebabkan matinya mikroorganisme secara langsung dan efek
mikrobistatik adalah efek yang mencegah atau menghambat kemampuan sel
mikroorganisme untuk bereproduksi sehingga populasi mikroorganisme menjadi
konstan. (Subandi,2012)
Semmelweis melihat bahwa kejadian demam peurperalis
dalam bangsal obstetri yang dikelola oleh dokter lebih tinggi dari pada
yang dikelola oleh bidan. Hal ini terjadi karena dokter kurang memperhatikan
mencuci tangan. Ia menganjurkan mempergunakan chlorinated lime untuk mencuci tangan. Joseph Lister
menggunakan asam karbol untuk mencegah infeksi akibat pembedahan.(Waluyo,2007)
Dari pernyataan Semmelweis
dalam Waluyo diatas, terang
Saja
bahwa alat dan bahan yang akan dipergunakan dalam mikrobiologi harus dalam
keadaan steril, hal ini bertujuan agar terhindar dari infeksi dan kontaminasi
dari mikroorganisme yang tidak diinginkan kehadirannya. Ada banyak hal yang
harus diperhatikan agar medium yang dibuat tetap steril.
Metode kimia untuk
mengendalikan pertumbuhan mikroorganisme meliputi: Antiseptik adalah
bahan kimia yang digunakan terhadap jaringan hidup sehingga mencegah
pertumbuhan mikrorganisme. Disinfektan adalah bahan kimia yang dapat
mencegah pertumbuhan mikroorganisme yang aktif (bentuk fase fegetatif) pada
bahan/alat yang tidak hidup. Bahan Kemoterapik adalah bahan kimia yang
dapat menghancurkan atau mencegah pertumbuhan mikroorrganisme pada jaringan
hidup. (Subandi,2012)
VI. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari paktikum tentang pembuatan
media pertumbuahan diatas dapat kami ambil kesimpulan bahwa dalam ilmu
mikrobiologi alat maupun bahan baik yang akan dan sesudah digunakan haruslah
dalam keadaan steril dan tidak terkontaminasi fungi, bakteri dan mikroorganisme
yang tidak diharapkan.
Selain dari itu, dimulai dari
tahap persiapan, tahap sterilisasi dan tahap penuangan bahan kedalam cawan
petri harus sangat diperhatikan karena dapat menentukan berhasil atau tidaknya
media yang dibuat akan berhasil atau tidak.
Medium pertumbuhan yang baik
adalah medium yang dibuat tetap steril hingga didapat biakan murni. Medium
biakan yang steril tidak adanya mikroorganisme lain sebelum tahap isolasi dan
tahap inokulasi dilakukan. Medium pertumbuahan yang dianggap steril haruslah
melalui tahap persiapan hingga tahap sterilisasi yang baik dan benar. Ukuran
mikroorganisme yang sangat kecil akan memudahkan mereka untuk dapat terbang dan
menempel pada bahan dan alat yang akan digunakan, untuk itu kita perlu
antiseptik dan sterilisasi agar didapat medium yang baik.
B. SARAN
Dalam
pelaksanaan praktikum kali ini ada terjadi kesalahan dalam mengukur dan
menimbang bahan dari pembuatan medium, sehingga hasilnya tidak ssesuai dengan
yang sebenarnya, maka dari itu untuk praktikum selanjutnya sangat diharapkan
ketelitian bagi praktikan dalam melaksanakan praktikum, agar tidak terjadi
kesalahan lagi. Dan kehati-hatian juga sangat diperlukan agar dalam pelaksanaan
praktikum tidak terjadi kecelakaan kerja. Serta keseriusan juga sangat
diperlukan dalam praktikum ini agar praktikum dapat berlangsung dengan baik dan
maksimal.
REFERENSI
Subandi,2012.MikroBiologi.Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya
Waluyo.2008.Dasar
Dasar Mikrobiologi. Malang:UMM Press
Waluyo,2007.Mikrobiologi
Umum.Malang: UMM Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar