JURNAL TAKSONOMI VERTEBRATA
TENTANG
KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI PISCES
OLEH
NANDA AFRA AYU
14106045
KELOMPOK V
LOKAL B
DOSEN PEMBIMBING:
LIZA MEINI FITRI M.Si
ASISTEN PEMBIMBING:
YOSSY FUJI ASTUTI
LASTRI LIANA
TRI ALIANTI NUR RAHMI
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) BATUSSANGKAR
2016/2017
KELAS PISCES
NANDA AFRA AYU, *MUTIA.D
*KELOMPOK 5 IAIN BATUSANGKAR
ABSTRAK
Pisces
merupakan salah satu seperkelas dari kelompok chordata yang berdarah dingin,
bergerak dengan sirip dan bernafas dengan insang. Praktikum ini bertujuan untuk
mengetahui ciri-ciri pisces yang hidup di air tawar dengan metode pengamatan
langsung dan pengukuran dan penghitungan parameter bagian tubuh. Tipe sisik,
bentuk tubuh dan penyebaran dapat menentukan taksonominya. Karena setiap ikan
meskipun masuk kedalam family yang berbeda memiliki ciri dan penampakan yang
berbeda satu sama lain.
Keyword: struktur tubuh,
habitat dan penyebaran, tipe sisik, tipe ekor
PENDAHULUAN
A. STRUKTUR
TUBUH
1. Integumen
(kulit)
Kulit
ikan tertutup oleh sisik (squama),akan tetapi ada ikan yang tidak bersisik,
misal ikan lele. Selain sisik,pada kulit ikan juga banyak mengandung glandula
mukosa (kelenjar lendir>guna mempermudah pergerakannya dalam air juga
sebagai perlindungan diri. Misalnya: digunakan untuk melepaskan diri/meloloskan
diri ketika ditangkap oleh manusia).
2. Mulut :
Terdapat celah mulut (rima oris : celah antara bibir atas dan bibir bawah pada
mulut)
3. Terdapat
cekung hidung (fovea nasalis).
4. Terdapat
rongga mulut (cavum oris)
5. Mata tak
memiliki palpebrae (kelopak mata)
6. Memiliki
insang
7. Memiliki
cor (jantung) terdiri dari 2 ruang (atrium dan ventrikel)
B. Tipe-tipe
squama (tipe sisik ikan)
1. Ctenoid: berbentuk sisir
Pada
bagian posterior sisik ctenoid dilengkapi dengan ctenii (gerigi kecil). Sisik
ini ditemukan pada golongan ikan teleostei, Pertumbuhan pada tipe sisik ini
adalah bagian atas dan bawah, tidak mengandung dentine atau enamel dan
kepipihannya sudah tereduksi menjadi lebih tipis, fleksibel dan transparan.
Penempelannya secara tertanam ke dalam sebuah kantung kecil di dalam dermis
dengan susunan seperti genting yang dapat mengurangi gesekan dengan air
sehingga dapat berenang lebih cepat.
2. Cycloid : pertumbuhan berlangsung dengan membentuk lingkaran
tambahan yang konsentris
Sisik
ini ditemukan pada golongan ikan teleostei, tidak di lengkapi dengan gerigi
kecil pada sisik. Pertumbuhan pada tipe sisik ini adalah bagian atas dan bawah,
tidak mengandung dentine atau enamel dan kepipihannya sudah tereduksi menjadi
lebih tipis, fleksibel dan transparan.
3. Ganoid : berbentuk belah ketupat di tengah
Jenis
sisik ini dimiliki oleh ikan-ikan Lepidosteus (Holostei) dan Scaphyrynchus
(Chondrostei). Sisik ini terdiri dari beberapa lapisan yakni lapisan terluar
disebut ganoine yang materialnya berupa garam-garam an-organik, kemudian lapisan
berikutnya dalah cosmine, dan lapisan yang paling dalam adalah isopedine.
Pertumbuhan sisik ini dari bagian bawah dan bagian atas. Ikan bersisik type ini
adalah antara lain, Polypterus, Lepisostidae, Acipenceridae dan Polyodontidae.
C. SISTEM PENCERNAAN
Saluran pencernaan pada ikan dimulai
dari rongga mulut (cavum oris). Di dalamrongga mulut terdapat gigi-gigi kecil
yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah pada dasar mulut yang tidak
dapat digerakan serta banyak menghasilkan lendir, tetapi tidak menghasilkan
ludah (enzim). Dari rongga mulut makanan masuk ke esophagus melalui faring yang
terdapat di daerah sekitar insang. Esophagus berbentuk kerucut, pendek,
terdapat di belakang insang, dan bila tidak dilalui makanan lumennya menyempit.
Dari kerongkongan makanan di dorong masuk ke lambung. Dari lambung, makanan
masuk ke usus yang berupa pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya. Usus
bermuara pada anus.
Kelenjar pencernaan pada ikan, meliputi
hati dan pankreas. Hati merupakan kelenjar yang berukuran besal, berwarna merah
kecoklatan, terletak di bagian depan rongga badan dan mengelilingi usus,
bentuknya tidak tegas, terbagi atas lobus kanan dan lobus kiri, serta bagian
yang menuju ke arah punggung. Fungsi hati menghasilkan empedu yang disimpan
dalam kantung empedu untuk membanfu proses pencernaan
lemak. Kantung empedu berbentuk bulat,
berwarna kehijauary terletak di sebelah kanan hati, dan salurannya bermuara
pada lambung. Kantung empedu berfungsi untuk menyimpan empedu dan disalurkan ke
usus bila diperlukan. Pankreas merupakan organ yang berukuran mikroskopik
sehingga sukar dikenali. Fungsi pankreas, antara lain menghasilkan enzim –
enzim pencernaan dan hormon insulin.
D. SISTEM PEREDARAN DARAH
Sistem peredaran darah tertutup pada
pisces. Alat sirkulasi darah ikan terdiri atas jantung dan sinus venosus.
Jantung terdiri atas dua ruangan yaitu atrium dan ventrikel. Jantung terletak
di belakang insang, yaitu di dalam rongga perikadium. Sinus venosus adalah
struktur penghubung berupa rongga yang menerima darah dari vena dan terbuka di
ruang depan jantung. Di antara atrium dan ventrikel terdapat klep untuk menjaga
aliran darah tetap searah.
Proses sirkulasi darah bermula dari
darah bermula dari darah yang kaya akan CO2 dari seluruh tubuh kembali ke jantung
melalui vena dan berkumpul di sinus veosus kemudian masuk k atrium, dilanjutkan
ke ventrikel dan dipompa menuju insang melewati konus. Arteriosus. Di insang
oksigen diikat dan CO2 dilepaskan, kemudian masuk ke aorta dorsalis dan
diedarkan ke seluruh tubuh, lalu kembali ke jantung melalui vena. Sirkulasi
darah ikan disebut sirkulasi darah tunggal karena darah beredar hanya sekali
melalui jantung, yaitu:
Jantung -> insang -> seluruh
tubuh -> jantung
E. SISTEM EKSKRESI
Untuk regulasi kadar air tubuh, menjaga
keseimbangan garam dan mengeliminasi sisa nitrogen hasil dari metabolisme
protein. Alat pengeluaran ikan terdiri dari:
1. Insang yang mengeluarkan CO2 dan H2O
2. Kulit ; kelenjar kulitnya mengeluarkan lendir sehingga
tubuhnya licin untuk memudahkan gerak di dalam air.
3. Sepasang ginjal (sebagian besar) yang mengeluarkan urine.
Pada
ikan berkembang dua tipe ginjal yaitu;
a. Pronefros : paling primitive, terdapat pada embrional
sebagian besar ikan, tetapi pada saat dewasa fungsinya digantikan oleh
mesonefros.
b. Mesonefros
F. SISTEM REPRODUKSI
Sebagian
besar ikan bereproduksi dengan ovipar dan pembuahan eksternal.
1. Ovipar berarti ikan bereproduksi dengan bertelur
2. Pembuahan eksternal berarti pebuahan dilakukan di luar tubuh
betina. Pertama, pisces betina mencari tempat yang aman, lalu diikuti oleh
pisces jantan. Kemudian pisces betina mengeluarkan sel terlur dan pisces jantan
mengeluarkan sperma. Namun, ada beberapa jenis pisces yang bererpoduksi dengan
ovovivipar dan pembuahan internal.
3. Ovovivipar berarti telur yang telah dibuahi berkembang di
dalam tubuh betina namun tidak mendapat supplai gizi dari pisces betina.
4. Pembuahan internal berarti pembuahan dilakukan di dalam
tubuh betina.
G. PENYEBARAN DAN HABITAT
Diantara semua kelas vertebrata,
ikan bertulang keras adalah yang paling banyak jumlahnya, baik dalam hal jumlah
individu maupun dalam jumlah spesies (sekitar 30.000). Berukuran antara 1 cm
dan lebih dari 6 m, ikan bertulang keras sangat melimpah di laut dan di hampir
setiap habitat air tawar. Ikan Hiu misalnya: Habitat Ikan hiu umumnya adalah di
laut. Hiu umumnya ditemukan di perairan dalam berkarang dengan dasar yang tidak
terlalu terjal.
1. Air Tawar
Habitat
air tawar dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Air tergenang, atau habitat lentik (berasal dari kata lenis
yang berarti tenang) : danau, kolam, rawa atau pasir terapung.
b. Air mengalir, atau habitat lotik (berasal dari lotus yang
berarti tercuci) : mata air, aliran air (brook-creek) atau sungai.
2. Air Laut
Kedalaman
lautan dibagi menjadi 3 lapisan zona, yaitu :
a. Zona Epipelagik
Permukaan
laut pada waktu air surut sampai kedalaman 100 meter. Pada zona ini, masih ada
fotosintesis oleh flora laut, dan dihuni oleh ikanikan eufotik.
b. Zona Mesopelagik
Kedalaman
100 m - 2000 m. Zona ini dihuni oleh ikan-ikan bentik yang cenderung berwarna
abu-abu keperakan atau hitam kelam. Sebaliknya, invertebrata mesopelagik
berwarna ungu atau merah cerah.
c. Zona Batialpelagik
Kedalaman
2000 m - 4000 m. Dihuni oleh ikan-ikan batial. Organisme yang hidup di zona ini
tidak berwarna atau berwarna putih kotor dan tampak tidak berpigmen khususnya hewan-hewan
bentik. Tetapi ikan penghuni zona ini berwarna hitam kelam.
3. Air Payau (Estuarin)
Air payau adalah
badan-badan air dimana air tawar dari sungai bercampur dengan air asin dari
laut. Estuarin itu terbentuk bila sungai mengalir masuk ke dalam laut. Karena
Estuarin merupakan zona transisi antara 2 macam lingkungan, yaitu, lingkungan
air tawar dan lingkungan laut, maka merupakan ekoton. Ekoton berarti rumah atau
tempat tinggal yang mempunyai hubungan harmonis dengan rumah atau tempat
tinggal lainnya sehingga masing-masing berfungsi baik. Salinitas air estuarin
berfluktuasi, dipengaruhi oleh musim, bahkan air pasang surut. Tanah di estuarin
itu berlapis-lapis sesuai dengan tinggi rendahnya batas pasang surut, dan di
daerah itu terdapat bermacam-macam fauna. Ikan-ikan diadrom berada dalam estuarin
pada bulan-bulan tertentu, baik ikan air tawar maupun ikan laut. Baik ikan-ikan
yang hidup di estuarin maupun ikan-ikan pendatang (anadrom dan katadrom) sangat
toleran terhadap perubahan salinitas dan lain-lain faktor (temperatur, pH, dan
sebagainya). Ikan-ikan yang hidupnya di lingkungan estuarin antara lain :
hering, karper, minaus.
H. SISTEM PERNAFASAN
Insang merupakan ciri sistem
pernafasan pada ikan. Secara embriologis, celah insang tumbuh sebagai hasil
dari serentetan evaginasi faring yang tumbuh keluar dan bertemu dengan invaginasi
dari luar. Pada saat mulut terbuka air dari luar akan masuk menuju faring dan
keluar lagi melalui celah insang. Peristiwa ini melibatkan kartilago sebagai
penyokong filament insang. Setiap filament atau holobrankia, terpisah menjadi
dua bagian yang disebut hemibrankia.Masuknya air
melewati insang Lamella insang berupa
lempengan tipis yang diselubungi epitel pernafasan menutupi jaringan vaskuler
dan busur aorta, sehingga karbondioksida darah dapat bertukar dengan oksigen
terlarut di dalam air. Hemibrankia dipisahkan satu dengan yang lain oleh septum
interbrankia yang tersusun dari lengkung kartilago. Masing-masing septa
brankialis ini menutup bagian yang terbuka dari insang berikutnya ke arah
posterior.
Pada Teteostei, sistem septum
interbrankia tidak ada, sehingga hemibrankia anterior dan bagian posterior pada
askus brankialis berdempet. Selain itu insang dibatasi oleh sebuah ruang dan
tertutup dari luar oleh operculum yang membuka dan menutup kearah posterior
agar air dapat mengalir ke luar. Larva ikan paru-paru memiliki insang luar
seperti pada larva amfibidan menghilang pada waktu dewasa. Ada sepasang
paru-paru pada spesiesbichir Afrika (Protopterus) dan bichir Amerika Selatan
(Lepidosiren), tetapi hanya satu buah pada ikan paru-paru Australia
(Neoceratodus). Paru-paru pada Dipnoi berisi lekukan atau kantong untuk
memperluas permukaan respirasi dan divaskularisasi percabangan vena dan arteri
pulmonalis. Ikan hiu ataupun ikan bertulang rawan pada umumnya, tidak ditemukan
struktur yang mirip paru-paru. Paru-paru primitive (pulmocyst) pada Teleotei,
kecuali Polypterus, dimodifikasi menjadi pneumatocyst (gasbladder = gelembung
gas/gelembung renang) atau organ hidrostatik yang berhubungan dengan bagian
dorsal esophagus.
Pneumatocyst tidak ditemukan atau
degenerasi pada ikan yang hidup di dasar laut.
Pneumatocyst Berfungsi untuk menerima suara atau menghasilkan suara. Sejumlah ikan anggota family Sciaenidae menggunakan pneumatocyst untuk menghasilkan suara. Pneumatocys juga berfungsi seperti kantung resonansi pada kelompok family Pomadasyidae, menghasilkan suara dari gesekan gigi faringeal.
Pneumatocyst Berfungsi untuk menerima suara atau menghasilkan suara. Sejumlah ikan anggota family Sciaenidae menggunakan pneumatocyst untuk menghasilkan suara. Pneumatocys juga berfungsi seperti kantung resonansi pada kelompok family Pomadasyidae, menghasilkan suara dari gesekan gigi faringeal.
I. MANFAAT DARI KELAS PISCES
Pada umumnya ikan dimanfaatkan manusia untuk memenuhi
kebutuhan bahan pangan. Sebagai bahan pangan, ikan merupakan salah satu sumber
protein hewani. Selain itu ikan dapat juga memberikan hiburan tersendiri bagi
banyak orang. Misalnya pemeliharaan ikan hias di dalam akuarium. Manfaat ikan
lainnya adalah dapat dijadikan sebagai objek penelitian dan objek rekreasi
(seperti lomba memancing ikan).
BAHAN
DAN METODE
Bahan
yang digunakan merupakan anggota dari kelas pisces diantaranya, ikan mas (Cyprinus
carpio), ikan gurame (), ikan nila (), belut(Anguilla.sp), dan lele (Clarias,sp).
Adapun alat yang digunakan yaitu penggaris, bak parifin dan alat tulis.
WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum
ini dilakukan pada hari kamis, 29 september 2016 pada pukul 10.35 WIB.
Bertempat di Laboratorium Zoologi gedung L lantai 1, Institut Agama Islam
(IAIN) Batusangkar.
CARA KERJA
Langkah
yang harus dilakukan pada praktikum kali ini adalah, pertama letakkan ikan
diatas bak parifin, hitung parameter tubuh ikan dengan penggaris. Masukkan
hasil ukur tersebut dalam milimeter (mm) didalam tabel.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
1. Hasil
No.
|
Parameter
pengukuran
|
Mas /
mm
|
Nila/
mm
|
Belut/
Mm
|
Lele/
mm
|
Gurame/
mm
|
1.
|
P. Total
|
1450
|
2050
|
3900
|
2080
|
2960
|
2.
|
P. standar
|
1150
|
1650
|
2850
|
1750
|
2350
|
3.
|
P. kepala
|
400
|
600
|
300
|
500
|
730
|
4.
|
P. Batang ekor
|
100
|
100
|
1050
|
50
|
180
|
5.
|
P. moncong
|
100
|
150
|
150
|
150
|
220
|
6.
|
T. Pangkal sirip
punggung
|
150
|
200
|
-
|
-
|
190
|
7.
|
D. Mata
|
-
|
-
|
-
|
-
|
110
|
8.
|
T. batang ekor
|
250
|
300
|
150
|
150
|
380
|
9.
|
T.badan
|
400
|
800
|
180
|
350
|
1090
|
10.
|
p. sirip dada
|
250
|
500
|
-
|
280
|
480
|
11.
|
P. sirip perut
|
230
|
370
|
-
|
150
|
1430
|
12.
|
P. sirip punggung
|
450
|
1250
|
--
|
1150
|
1210
|
13..
|
Tipe mulut
|
Terninal
|
Terminal
|
oblique
|
||
14.
|
Tipe sisik
|
ctenoid
|
ctenoid
|
-
|
ctenoid
|
|
15.
|
Rumus sirip dorsal
|
DIV,15
|
DXVII,8
|
-
|
D.II,∞
|
|
16.
|
Rumus sirip ventral
|
V.V,3
|
V.I,1
|
-
|
V.1,3
|
|
17.
|
Rumus sirip anal
|
A.II,4
|
A.VI,6
|
-
|
-
|
|
18.
|
Warna tubuh
|
kuning
|
hitam
|
Hitam
|
Abu abu
|
hitam
|
19.
|
Tipe sirip ekor
|
Forked
|
Rounded
|
-
|
rounded
|
|
20.
|
Aksesoris
|
-
|
-
|
-
|
kumis
|
-
|
21
|
Berat
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2. Pembahasan
a. Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Subordo
: Cyprinoidea
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies : Cyprinus carpio
Tubuh ikan
mas memiliki ciri-ciri antara lain: bentuk badan memanjang dan sedikit pipih ke
samping, mulut terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan
(protektil) serta dihiasi dua pasang sungut. Selain itu di dalam mulut terdapat
gigi kerongkongan, dua pasang sungut ikan mas terletak di bibir bagian atas.
Gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) terdiri atas tiga baris yang
berbentuk geraham, memiliki sirip punggung (dorsal) berbentuk memanjang
dan terletak di bagian permukaan tubuh, berseberangan dengan permukaan sirip
perut (ventral) bagian belakang sirip punggung memiliki jari-jari keras
sedangkan bagian akhir berbentuk gerigi, sirip dubur (anal) bagian
belakang juga memiliki jari-jari keras dengan bagian akhir berbentuk gerigi
seperti halnya sirip punggung, sirip ekor berbentuk cagak dan berukuran cukup
besar dengan tipe sisik berbentuk lingkaran (cycloid) yang terletak
beraturan, gurat sisik atau garis rusuk (linea lateralis) ikan mas
berada di pertengahan badan dengan posisi melintang dari tutup insang sampai ke
ujung belakang pangkal ekor.
Ikan mas (Cyprinus carpio)
merupakan ikan pemakan segala (omnivora). Kebiasaan makan ikan mas (Cyprinus
carpio) yaitu sering mangaduk-ngaduk dasar kolam, termasuk dasar pematang
untuk mencari jasad-jasad organik. Karna kebiasaan makannya seperti ini, ikan
mas (Cyprinus carpio) dijuluki sebagai bottom feeder atau pemakan
dasar. Di alam, danau atau sungai tempat hidupnya, ikan ini hidup menepi sambil
mengincar makanan berupa binatang-binatang kecil yang biasanya hidup dilapisan
lumpur tepi danau atau sungai (Susanto,2004).
b. Ikan Lele ( Clarias sp. )
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Famili : Claridae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias sp(Djatmika et al,1986)
Ikan lele digemari semua
lapisan masyarakat sebagai protein hewani alternatif yang harganya murah. Ikan
lele mudah diolah, bergizi tinggi dan rasanya enak. Ikan lele dumbo mudah
dipelihara, disimpan dan dipasarkan baik berupa ikan hidup maupun ikan segar
(Puspowardoyo dan Djarijah, 2002).
Ciri-ciri morfologis lele
lainnya adalah sungutnya. Sungut berada di sekitar mulut berjumlah delapan buah
atau 4 pasang terdiri dari sungut nasal dua buah, sungut mandibular luar dua
buah, mandibular dalam dua buah, serta sungut maxilar dua buah. Ikan lele
mengenal mangsanya dengan alat penciuman, lele juga dapat mengenal dan menemukan makanan
dengan cara rabaan (tentakel) dengan menggerak-gerakan salah satu
sungutnya terutama mandibular.
Ikan lele tidak pernah
ditemukan di air payau atau air asin. Habitatnya di sungai dengan arus air yang
perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air, semua perairan tawar
dapat menjadi lingkungan hidup atau habitat lele dumbo misalnya waduk,
bendungan, danau, rawa, dan genangan air tawar lainnya. Di alam bebas, lele
dumbo ini memang lebih menyukai air yang arusnya mengalir secara perlahan atau
lambat. Aliran air arus yang deras lele dumbo kurang menyukainya (Santoso,
1994).
c. Ikan
gurame (Osphronemus
gouramy)
Adapun klasifikasi ikan gurame
(Osphronemus gouramy) menurut Romero (2002) adalah sebagai berikut:
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Subordo : Belontiidae
Famili : Osphronemidae
Genus : Osphronemus
Spesies : Osphronemus
gouramy
Ikan gurame termasuk golongan
ikan Labyrinthici, yaitu ikan yang memiliki alat pernafasan tambahan yaitu
berupa selaput tambahan berbentuk tonjolan pada tepi atas lapisan insang
pertama yang biasa disebut labyrinth. Gurame mempunyai bentuk badan agak
panjang, pipih dan tertutup sisik yang berukuran besar serta terlihat kasar dan
kuat (Romero, 2002).
Gurame memiliki lima buah
sirip, yaitu sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip dubur dan sirip
ekor. Sirip punggung tidak begitu panjang, atau pendek dan berada hampir di
bagian belakang tubuh. Sirip dada kecil berada di belakang tutup insang. Sirip
perut yang juga kecil berada di bawah sirip dada. Sirip ekor berada dibel akang
tubuh dengan bentuk bulat. Sedangkan sirip dubur panjang, mulai dari belakang
sirip perut hingga pangkal bawah sirip ekor (Kotellat et al., 2005).
Ikan gurame merupakan ikan yang mengalami perubahan
kebiasaan makan. Aslamsyah (2008) menyatakan bahwa ikan gurame pada fase bulan
pertama kehidupannya merupakan ikan karnivora yaitu pemakan detritus. Fase
remaja kebiasaan makannya berubah menjadi omnivora (pemakan detritus dan dedaunan)
dan memasuki fase dewasa ikan gurame menjadi ikan herbivora (pemakan dedaunan
hijau) dengan perubahan kebiasaan makan ini menjadikan pertumbuhannya menjadi
lambat.
Struktur alat pencernaan ikan berkaitan dengan bentuk tubuh, kebiasan
makanan, tingkah laku ikan dan umur ikan. Sistem atau alat pencernaan pada ikan
terdiri dari dua bagian, yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melalui cara fisik dan kimia,
sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus, kemudian
diedarkan ke seluruh organ tubuh melalui sistem peredaran darah. Mulai dari
muka ke belakang, saluran pencernaan tersebut terdiri dari mulut, rongga mulut,
farings, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan anus (Affandi et al.,
2004).
d. Ikan
nila (Oreohromis niloticus)
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Chordata
Kelas (class)
: Osteeichtyes
Ordo
: Perciformes
Familia
: Cichlidae
Genus
: Oreochromis
Spesies
: Oreochromis niloticus (Wikipedia, 2010).
e. Belut (Anguilla.sp)
Belut adalah kelompok ikan berbentuk
mirip ular yang termasuk dalam suku Synbranchidae.Sebagai bahan pangan,
ikan merupakan sumber protein, lemak, vitamin dan mineral yang sangat baik dan
prospektif. Keunggulanutama protein ikan dibandingkan dengan produk lainnya
adalah kelengkapan komposisi asam amino dan kemudahannya untuk dicerna.
Mengingat besarnya peranan gizi bagi kesehatan, ikan merupakan pilihan tepat
untuk diet di masa yang akan datang ( Siswono, 2003).Hasil perikanan
dapat digolongkan menurut jenisnya, asal atau tempat hidupnya dan berdasarkan
kandungan lemaknya (Elvira Syamsir, 2008).
Pada umumnya belut tidak suka
berenang dan lebih suka bersembunyi di dalam lumpur. Semua belut adalah
pemangsa hewan-hewan kecil di rawa atau sungai seperti ikan, katak, serangga,
serta krustasea kecil (http://id.wikipedia.org/wiki/Belut).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar