Selasa, 11 Oktober 2016

Jurnal Taksonomi Vertebrata Tentang Klasifikasi Dan Morfologi Kelas Pisces


JURNAL TAKSONOMI VERTEBRATA
TENTANG
KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI PISCES
OLEH

NANDA AFRA AYU
14106045
KELOMPOK V
LOKAL B

DOSEN PEMBIMBING:
LIZA MEINI FITRI M.Si

ASISTEN PEMBIMBING:
YOSSY FUJI ASTUTI
LASTRI LIANA
TRI ALIANTI NUR RAHMI

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BATUSSANGKAR


2016/2017

KELAS PISCES
NANDA AFRA AYU, *MUTIA.D
*KELOMPOK 5 IAIN BATUSANGKAR
ABSTRAK
Pisces merupakan salah satu seperkelas dari kelompok chordata yang berdarah dingin, bergerak dengan sirip dan bernafas dengan insang. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui ciri-ciri pisces yang hidup di air tawar dengan metode pengamatan langsung dan pengukuran dan penghitungan parameter bagian tubuh. Tipe sisik, bentuk tubuh dan penyebaran dapat menentukan taksonominya. Karena setiap ikan meskipun masuk kedalam family yang berbeda memiliki ciri dan penampakan yang berbeda satu sama lain.
Keyword: struktur tubuh, habitat dan penyebaran, tipe sisik, tipe ekor


PENDAHULUAN
A.    STRUKTUR TUBUH
1.     Integumen (kulit)
Kulit ikan tertutup oleh sisik (squama),akan tetapi ada ikan yang tidak bersisik, misal ikan lele. Selain sisik,pada kulit ikan juga banyak mengandung glandula mukosa (kelenjar lendir>guna mempermudah pergerakannya dalam air juga sebagai perlindungan diri. Misalnya: digunakan untuk melepaskan diri/meloloskan diri ketika ditangkap oleh manusia).
2.     Mulut : Terdapat celah mulut (rima oris : celah antara bibir atas dan bibir bawah pada mulut)
3.     Terdapat cekung hidung (fovea nasalis).
4.     Terdapat rongga mulut (cavum oris)
5.     Mata tak memiliki palpebrae (kelopak mata)
6.     Memiliki insang
7.     Memiliki cor (jantung) terdiri dari 2 ruang (atrium dan ventrikel)
B.    Tipe-tipe squama (tipe sisik ikan)
1.  Ctenoid: berbentuk sisir
Pada bagian posterior sisik ctenoid dilengkapi dengan ctenii (gerigi kecil). Sisik ini ditemukan pada golongan ikan teleostei, Pertumbuhan pada tipe sisik ini adalah bagian atas dan bawah, tidak mengandung dentine atau enamel dan kepipihannya sudah tereduksi menjadi lebih tipis, fleksibel dan transparan. Penempelannya secara tertanam ke dalam sebuah kantung kecil di dalam dermis dengan susunan seperti genting yang dapat mengurangi gesekan dengan air sehingga dapat berenang lebih cepat.
2.  Cycloid : pertumbuhan berlangsung dengan membentuk lingkaran tambahan yang konsentris
Sisik ini ditemukan pada golongan ikan teleostei, tidak di lengkapi dengan gerigi kecil pada sisik. Pertumbuhan pada tipe sisik ini adalah bagian atas dan bawah, tidak mengandung dentine atau enamel dan kepipihannya sudah tereduksi menjadi lebih tipis, fleksibel dan transparan.
3.  Ganoid : berbentuk belah ketupat di tengah
Jenis sisik ini dimiliki oleh ikan-ikan Lepidosteus (Holostei) dan Scaphyrynchus (Chondrostei). Sisik ini terdiri dari beberapa lapisan yakni lapisan terluar disebut ganoine yang materialnya berupa garam-garam an-organik, kemudian lapisan berikutnya dalah cosmine, dan lapisan yang paling dalam adalah isopedine. Pertumbuhan sisik ini dari bagian bawah dan bagian atas. Ikan bersisik type ini adalah antara lain, Polypterus, Lepisostidae, Acipenceridae dan Polyodontidae.
C.    SISTEM PENCERNAAN
Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris). Di dalamrongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah pada dasar mulut yang tidak dapat digerakan serta banyak menghasilkan lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim). Dari rongga mulut makanan masuk ke esophagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang. Esophagus berbentuk kerucut, pendek, terdapat di belakang insang, dan bila tidak dilalui makanan lumennya menyempit. Dari kerongkongan makanan di dorong masuk ke lambung. Dari lambung, makanan masuk ke usus yang berupa pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya. Usus bermuara pada anus.
Kelenjar pencernaan pada ikan, meliputi hati dan pankreas. Hati merupakan kelenjar yang berukuran besal, berwarna merah kecoklatan, terletak di bagian depan rongga badan dan mengelilingi usus, bentuknya tidak tegas, terbagi atas lobus kanan dan lobus kiri, serta bagian yang menuju ke arah punggung. Fungsi hati menghasilkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu untuk membanfu proses pencernaan
lemak. Kantung empedu berbentuk bulat, berwarna kehijauary terletak di sebelah kanan hati, dan salurannya bermuara pada lambung. Kantung empedu berfungsi untuk menyimpan empedu dan disalurkan ke usus bila diperlukan. Pankreas merupakan organ yang berukuran mikroskopik sehingga sukar dikenali. Fungsi pankreas, antara lain menghasilkan enzim – enzim pencernaan dan hormon insulin.
D.    SISTEM PEREDARAN DARAH
Sistem peredaran darah tertutup pada pisces. Alat sirkulasi darah ikan terdiri atas jantung dan sinus venosus. Jantung terdiri atas dua ruangan yaitu atrium dan ventrikel. Jantung terletak di belakang insang, yaitu di dalam rongga perikadium. Sinus venosus adalah struktur penghubung berupa rongga yang menerima darah dari vena dan terbuka di ruang depan jantung. Di antara atrium dan ventrikel terdapat klep untuk menjaga aliran darah tetap searah.
Proses sirkulasi darah bermula dari darah bermula dari darah yang kaya akan CO2 dari seluruh tubuh kembali ke jantung melalui vena dan berkumpul di sinus veosus kemudian masuk k atrium, dilanjutkan ke ventrikel dan dipompa menuju insang melewati konus. Arteriosus. Di insang oksigen diikat dan CO2 dilepaskan, kemudian masuk ke aorta dorsalis dan diedarkan ke seluruh tubuh, lalu kembali ke jantung melalui vena. Sirkulasi darah ikan disebut sirkulasi darah tunggal karena darah beredar hanya sekali melalui jantung, yaitu:
Jantung -> insang -> seluruh tubuh -> jantung
E.    SISTEM EKSKRESI
Untuk regulasi kadar air tubuh, menjaga keseimbangan garam dan mengeliminasi sisa nitrogen hasil dari metabolisme protein. Alat pengeluaran ikan terdiri dari:
1.     Insang yang mengeluarkan CO2 dan H2O
2.     Kulit ; kelenjar kulitnya mengeluarkan lendir sehingga tubuhnya licin untuk memudahkan gerak di dalam air.
3.     Sepasang ginjal (sebagian besar) yang mengeluarkan urine.
Pada ikan berkembang dua tipe ginjal yaitu;
a.       Pronefros : paling primitive, terdapat pada embrional sebagian besar ikan, tetapi pada saat dewasa fungsinya digantikan oleh mesonefros.
b.       Mesonefros
F.    SISTEM REPRODUKSI
Sebagian besar ikan bereproduksi dengan ovipar dan pembuahan eksternal.
1.     Ovipar berarti ikan bereproduksi dengan bertelur
2.     Pembuahan eksternal berarti pebuahan dilakukan di luar tubuh betina. Pertama, pisces betina mencari tempat yang aman, lalu diikuti oleh pisces jantan. Kemudian pisces betina mengeluarkan sel terlur dan pisces jantan mengeluarkan sperma. Namun, ada beberapa jenis pisces yang bererpoduksi dengan ovovivipar dan pembuahan internal.
3.     Ovovivipar berarti telur yang telah dibuahi berkembang di dalam tubuh betina namun tidak mendapat supplai gizi dari pisces betina.
4.     Pembuahan internal berarti pembuahan dilakukan di dalam tubuh betina.
G.   PENYEBARAN DAN HABITAT
Diantara semua kelas vertebrata, ikan bertulang keras adalah yang paling banyak jumlahnya, baik dalam hal jumlah individu maupun dalam jumlah spesies (sekitar 30.000). Berukuran antara 1 cm dan lebih dari 6 m, ikan bertulang keras sangat melimpah di laut dan di hampir setiap habitat air tawar. Ikan Hiu misalnya: Habitat Ikan hiu umumnya adalah di laut. Hiu umumnya ditemukan di perairan dalam berkarang dengan dasar yang tidak terlalu terjal.
1.     Air Tawar
Habitat air tawar dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
a.     Air tergenang, atau habitat lentik (berasal dari kata lenis yang berarti tenang) : danau, kolam, rawa atau pasir terapung.
b.     Air mengalir, atau habitat lotik (berasal dari lotus yang berarti tercuci) : mata air, aliran air (brook-creek) atau sungai.
2.     Air Laut
Kedalaman lautan dibagi menjadi 3 lapisan zona, yaitu :
a.     Zona Epipelagik
Permukaan laut pada waktu air surut sampai kedalaman 100 meter. Pada zona ini, masih ada fotosintesis oleh flora laut, dan dihuni oleh ikanikan eufotik.
b.     Zona Mesopelagik
Kedalaman 100 m - 2000 m. Zona ini dihuni oleh ikan-ikan bentik yang cenderung berwarna abu-abu keperakan atau hitam kelam. Sebaliknya, invertebrata mesopelagik berwarna ungu atau merah cerah.
c.      Zona Batialpelagik
Kedalaman 2000 m - 4000 m. Dihuni oleh ikan-ikan batial. Organisme yang hidup di zona ini tidak berwarna atau berwarna putih kotor dan tampak tidak berpigmen khususnya hewan-hewan bentik. Tetapi ikan penghuni zona ini berwarna hitam kelam.
3.     Air Payau (Estuarin)
Air payau adalah badan-badan air dimana air tawar dari sungai bercampur dengan air asin dari laut. Estuarin itu terbentuk bila sungai mengalir masuk ke dalam laut. Karena Estuarin merupakan zona transisi antara 2 macam lingkungan, yaitu, lingkungan air tawar dan lingkungan laut, maka merupakan ekoton. Ekoton berarti rumah atau tempat tinggal yang mempunyai hubungan harmonis dengan rumah atau tempat tinggal lainnya sehingga masing-masing berfungsi baik. Salinitas air estuarin berfluktuasi, dipengaruhi oleh musim, bahkan air pasang surut. Tanah di estuarin itu berlapis-lapis sesuai dengan tinggi rendahnya batas pasang surut, dan di daerah itu terdapat bermacam-macam fauna. Ikan-ikan diadrom berada dalam estuarin pada bulan-bulan tertentu, baik ikan air tawar maupun ikan laut. Baik ikan-ikan yang hidup di estuarin maupun ikan-ikan pendatang (anadrom dan katadrom) sangat toleran terhadap perubahan salinitas dan lain-lain faktor (temperatur, pH, dan sebagainya). Ikan-ikan yang hidupnya di lingkungan estuarin antara lain : hering, karper, minaus.
H.    SISTEM PERNAFASAN
Insang merupakan ciri sistem pernafasan pada ikan. Secara embriologis, celah insang tumbuh sebagai hasil dari serentetan evaginasi faring yang tumbuh keluar dan bertemu dengan invaginasi dari luar. Pada saat mulut terbuka air dari luar akan masuk menuju faring dan keluar lagi melalui celah insang. Peristiwa ini melibatkan kartilago sebagai penyokong filament insang. Setiap filament atau holobrankia, terpisah menjadi dua bagian yang disebut hemibrankia.Masuknya air melewati insang Lamella insang berupa lempengan tipis yang diselubungi epitel pernafasan menutupi jaringan vaskuler dan busur aorta, sehingga karbondioksida darah dapat bertukar dengan oksigen terlarut di dalam air. Hemibrankia dipisahkan satu dengan yang lain oleh septum interbrankia yang tersusun dari lengkung kartilago. Masing-masing septa brankialis ini menutup bagian yang terbuka dari insang berikutnya ke arah posterior.
Pada Teteostei, sistem septum interbrankia tidak ada, sehingga hemibrankia anterior dan bagian posterior pada askus brankialis berdempet. Selain itu insang dibatasi oleh sebuah ruang dan tertutup dari luar oleh operculum yang membuka dan menutup kearah posterior agar air dapat mengalir ke luar. Larva ikan paru-paru memiliki insang luar seperti pada larva amfibidan menghilang pada waktu dewasa. Ada sepasang paru-paru pada spesiesbichir Afrika (Protopterus) dan bichir Amerika Selatan (Lepidosiren), tetapi hanya satu buah pada ikan paru-paru Australia (Neoceratodus). Paru-paru pada Dipnoi berisi lekukan atau kantong untuk memperluas permukaan respirasi dan divaskularisasi percabangan vena dan arteri pulmonalis. Ikan hiu ataupun ikan bertulang rawan pada umumnya, tidak ditemukan struktur yang mirip paru-paru. Paru-paru primitive (pulmocyst) pada Teleotei, kecuali Polypterus, dimodifikasi menjadi pneumatocyst (gasbladder = gelembung gas/gelembung renang) atau organ hidrostatik yang berhubungan dengan bagian dorsal esophagus.
Pneumatocyst tidak ditemukan atau degenerasi pada ikan yang hidup di dasar laut.
Pneumatocyst Berfungsi untuk menerima suara atau menghasilkan suara. Sejumlah ikan anggota family Sciaenidae menggunakan pneumatocyst untuk menghasilkan suara. Pneumatocys juga berfungsi seperti kantung resonansi pada kelompok family Pomadasyidae, menghasilkan suara dari gesekan gigi faringeal.
I.        MANFAAT DARI KELAS PISCES
Pada umumnya ikan dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan. Sebagai bahan pangan, ikan merupakan salah satu sumber protein hewani. Selain itu ikan dapat juga memberikan hiburan tersendiri bagi banyak orang. Misalnya pemeliharaan ikan hias di dalam akuarium. Manfaat ikan lainnya adalah dapat dijadikan sebagai objek penelitian dan objek rekreasi (seperti lomba memancing ikan).
BAHAN DAN METODE
Bahan yang digunakan merupakan anggota dari kelas pisces diantaranya, ikan mas (Cyprinus carpio), ikan gurame (), ikan nila (), belut(Anguilla.sp), dan lele (Clarias,sp). Adapun alat yang digunakan yaitu penggaris, bak parifin dan alat tulis.
WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum ini dilakukan pada hari kamis, 29 september 2016 pada pukul 10.35 WIB. Bertempat di Laboratorium Zoologi gedung L lantai 1, Institut Agama Islam (IAIN) Batusangkar.
CARA KERJA
Langkah yang harus dilakukan pada praktikum kali ini adalah, pertama letakkan ikan diatas bak parifin, hitung parameter tubuh ikan dengan penggaris. Masukkan hasil ukur tersebut dalam milimeter (mm) didalam tabel.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.       Hasil
No.
Parameter pengukuran
Mas /
mm
Nila/
mm
Belut/
Mm
Lele/
mm
Gurame/
mm
1.
P. Total
1450
2050
3900
2080
2960
2.
P. standar
1150
1650
2850
1750
2350
3.
P. kepala
400
600
300
500
730
4.
P. Batang ekor
100
100
1050
50
180
5.
P. moncong
100
150
150
150
220
6.
T. Pangkal sirip punggung
150
200
-
-
190
7.
D. Mata
-
-
-
-
110
8.
T. batang ekor
250
300
150
150
380
9.
T.badan
400
800
180
350
1090
10.
p. sirip dada
250
500
-
280
480
11.
P. sirip perut
230
370
-
150
1430
12.
P. sirip punggung
450
1250
--
1150
1210
13..
Tipe mulut
Terninal
Terminal


oblique
14.
Tipe sisik
ctenoid
ctenoid
-

ctenoid
15.
Rumus sirip dorsal
DIV,15
DXVII,8
-
D.II,∞

16.
Rumus sirip ventral
V.V,3
V.I,1
-
V.1,3

17.
Rumus sirip anal
A.II,4
A.VI,6
-
-

18.
Warna tubuh
kuning
hitam
Hitam
Abu abu
hitam
19.
Tipe sirip ekor
Forked
Rounded
-

rounded
20.
Aksesoris
-
-
-
kumis
-
21
Berat
-
-
-
-
-

2.   Pembahasan
a.      Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Kingdom : Animalia
Filum       : Chordata
Kelas       : Actinopterygii
Ordo        : Cypriniformes
Subordo   : Cyprinoidea
Famili      : Cyprinidae
Genus      : Cyprinus
Spesies    : Cyprinus carpio
Tubuh ikan mas memiliki ciri-ciri antara lain: bentuk badan memanjang dan sedikit pipih ke samping, mulut terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan (protektil) serta dihiasi dua pasang sungut. Selain itu di dalam mulut terdapat gigi kerongkongan, dua pasang sungut ikan mas terletak di bibir bagian atas. Gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) terdiri atas tiga baris yang berbentuk geraham, memiliki sirip punggung (dorsal) berbentuk memanjang dan terletak di bagian permukaan tubuh, berseberangan dengan permukaan sirip perut (ventral) bagian belakang sirip punggung memiliki jari-jari keras sedangkan bagian akhir berbentuk gerigi, sirip dubur (anal) bagian belakang juga memiliki jari-jari keras dengan bagian akhir berbentuk gerigi seperti halnya sirip punggung, sirip ekor berbentuk cagak dan berukuran cukup besar dengan tipe sisik berbentuk lingkaran (cycloid) yang terletak beraturan, gurat sisik atau garis rusuk (linea lateralis) ikan mas berada di pertengahan badan dengan posisi melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor.
Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan ikan pemakan segala (omnivora). Kebiasaan makan ikan mas (Cyprinus carpio) yaitu sering mangaduk-ngaduk dasar kolam, termasuk dasar pematang untuk mencari jasad-jasad organik. Karna kebiasaan makannya seperti ini, ikan mas (Cyprinus carpio) dijuluki sebagai bottom feeder atau pemakan dasar. Di alam, danau atau sungai tempat hidupnya, ikan ini hidup menepi sambil mengincar makanan berupa binatang-binatang kecil yang biasanya hidup dilapisan lumpur tepi danau atau sungai (Susanto,2004).
b.     Ikan Lele ( Clarias sp. )
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Famili : Claridae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias sp(Djatmika et al,1986)
Ikan lele digemari semua lapisan masyarakat sebagai protein hewani alternatif yang harganya murah. Ikan lele mudah diolah, bergizi tinggi dan rasanya enak. Ikan lele dumbo mudah dipelihara, disimpan dan dipasarkan baik berupa ikan hidup maupun ikan segar (Puspowardoyo dan Djarijah, 2002).
Ciri-ciri morfologis lele lainnya adalah sungutnya. Sungut berada di sekitar mulut berjumlah delapan buah atau 4 pasang terdiri dari sungut nasal dua buah, sungut mandibular luar dua buah, mandibular dalam dua buah, serta sungut maxilar dua buah. Ikan lele mengenal mangsanya dengan alat penciuman, lele  juga dapat mengenal dan menemukan makanan dengan cara rabaan (tentakel) dengan menggerak-gerakan salah satu sungutnya terutama mandibular.
Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin. Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air, semua perairan tawar dapat menjadi lingkungan hidup atau habitat lele dumbo misalnya waduk, bendungan, danau, rawa, dan genangan air tawar lainnya. Di alam bebas, lele dumbo ini memang lebih menyukai air yang arusnya mengalir secara perlahan atau lambat. Aliran air arus yang deras lele dumbo kurang menyukainya (Santoso, 1994).
c.     Ikan gurame (Osphronemus gouramy)
Adapun klasifikasi ikan gurame (Osphronemus gouramy) menurut Romero (2002) adalah sebagai berikut:
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Subordo : Belontiidae
Famili : Osphronemidae
Genus : Osphronemus
Spesies : Osphronemus gouramy
Ikan gurame termasuk golongan ikan Labyrinthici, yaitu ikan yang memiliki alat pernafasan tambahan yaitu berupa selaput tambahan berbentuk tonjolan pada tepi atas lapisan insang pertama yang biasa disebut labyrinth. Gurame mempunyai bentuk badan agak panjang, pipih dan tertutup sisik yang berukuran besar serta terlihat kasar dan kuat (Romero, 2002).
Gurame memiliki lima buah sirip, yaitu sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip dubur dan sirip ekor. Sirip punggung tidak begitu panjang, atau pendek dan berada hampir di bagian belakang tubuh. Sirip dada kecil berada di belakang tutup insang. Sirip perut yang juga kecil berada di bawah sirip dada. Sirip ekor berada dibel akang tubuh dengan bentuk bulat. Sedangkan sirip dubur panjang, mulai dari belakang sirip perut hingga pangkal bawah sirip ekor (Kotellat et al., 2005).
Ikan gurame merupakan ikan yang mengalami perubahan kebiasaan makan. Aslamsyah (2008) menyatakan bahwa ikan gurame pada fase bulan pertama kehidupannya merupakan ikan karnivora yaitu pemakan detritus. Fase remaja kebiasaan makannya berubah menjadi omnivora (pemakan detritus dan dedaunan) dan memasuki fase dewasa ikan gurame menjadi ikan herbivora (pemakan   dedaunan hijau) dengan perubahan kebiasaan makan ini menjadikan pertumbuhannya menjadi lambat.
Struktur alat pencernaan ikan berkaitan dengan bentuk tubuh, kebiasan makanan, tingkah laku ikan dan umur ikan. Sistem atau alat pencernaan pada ikan terdiri dari dua bagian, yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melalui cara fisik dan kimia, sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus, kemudian diedarkan ke seluruh organ tubuh melalui sistem peredaran darah. Mulai dari muka ke belakang, saluran pencernaan tersebut terdiri dari mulut, rongga mulut, farings, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan anus (Affandi et al., 2004).
d.    Ikan nila (Oreohromis niloticus)
Kingdom          : Animalia
Phylum            : Chordata
Kelas (class)   : Osteeichtyes
Ordo                : Perciformes
Familia            : Cichlidae
Genus             : Oreochromis
Spesies         : Oreochromis niloticus (Wikipedia, 2010).

e.     Belut (Anguilla.sp)
 Belut adalah kelompok ikan berbentuk mirip ular yang termasuk dalam suku Synbranchidae.Sebagai bahan pangan, ikan merupakan sumber protein, lemak, vitamin dan mineral yang sangat baik dan prospektif. Keunggulanutama protein ikan dibandingkan dengan produk lainnya adalah kelengkapan komposisi asam amino dan kemudahannya untuk dicerna. Mengingat besarnya peranan gizi bagi kesehatan, ikan merupakan pilihan tepat untuk diet di masa yang akan datang ( Siswono, 2003).Hasil perikanan dapat digolongkan menurut jenisnya, asal atau tempat hidupnya dan berdasarkan kandungan lemaknya (Elvira Syamsir, 2008).
Pada umumnya belut tidak suka berenang dan lebih suka bersembunyi di dalam lumpur. Semua belut adalah pemangsa hewan-hewan kecil di rawa atau sungai seperti ikan, katak, serangga, serta krustasea kecil (http://id.wikipedia.org/wiki/Belut).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar