JURNAL MIKROBIOLOGI
TENTANG
MORFOLOGI DAN INOKULASI
MIKROORGANISME
OLEH
NANDA AFRA AYU
14106045
KELOMPOK III
LOKAL B
DOSEN PEMBIMBING:
AIDHYA IRHASH PUTRA, S.Si M.P
ASISTEN PEMBIMBING:
MASTOMY
THE BEST FIRDAUS
YORA AGUSTIN
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) BATUSSANGKAR
2016/2017
MORFOLOGI DAN INOKULASI
MIKROORGANISME
KELOMPOK III : NANDA AFRA AYU
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) BATUSANGKAR
ABSTRAK
Sebuah praktikum telah selesai dilakukan di
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, IAIN Batusangkar.
Tujuann praktikum ini adalah agar mahasiswa Biologi yang mengikuti matakuliah mikrobiologi mampu
mengisolasi dan menginokulasi serta mengetahui morfologi Bakteri dari
lingkungannya. Dalam isolasi dan inokulasi Bakteri merupakan kegiatan
memisahkan bakteri dari lingkungannya di alam. Pemisahan tersebut telah
disediakan dalam media agar yang telah dipersiapkan. Dalam isolasi ini
dipergunakan sampel yang sebelumnya sudah di inkubasi beberapa hari. Setelah melakukan isolasi maka dilakukan
inokulasi Bakteri. Inokulasi merupakan kegiatan penanaman Bakteri dalam media
agar. Dalam praktikum ini juga dilakukan pemurnian Bakteri. Dalam pemurnian
tersebut dalakukan teknik gores dalam penanamannya. Dalam melakukan inokulasi
dan pemurnian Bakteri, media agar miring
yang benar akan mempengaruhi hasil yang didapatkan. Selain itu teknik yang
dilakukan harus tepat. Dari hasil praktikum didapatkan hasil Bakteri yang telah
siap diamati.
Keyword:
Inokulasi, agar miring, spread plate, pour plate, streak plate
I. PENDAHULUAN
A. Inokulasi
Bakteri
Penanaman
bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri
dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang
sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih
dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar
tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi (Dwijoseputro,
1998).
Ada
beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan teknik penanaman bakteri (inokulasi)
yaitu:
1.
Menyiapkan
ruangan
Ruang tempat penanaman bakteri
harus bersih dan keadannya harus steril agar tidak terjadi kesalahan dalam
pengamatan atau percobaaan .dalam labotarium pembuataan serum vaksin dan
sebagainya. Inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah kotak kaca (encast) udara
yang lewat dalam kotak tersebut dilewatkan saringan melalui suatu jalan agar
tekena sinar ultraviolet (Pelezar, 1986).
2.
Pemindahan
dengan dengan pipet
Cara ini dilakukan dalam
penyelidikan air minum atau pada penyelidikan untuk diambil 1 ml contoh yang
akan diencerkan oleh air sebanyak 99 ml murni (Pelezar, 1986).
3.
Pemindahan
dengan kawat inokulasi
Ujung
kawat inokulasi sebaliknya dari platina atau nikel .ujungnya boleh lurus juga
boleh berupa kolongan yang diametrnya 1-3mm. Dalam melakukuan penanaman bakteri
kawat ini terlebih dahulu dipijarkan sedangkan sisanya tungkai cukup dilewatkan
nyala api saja setelah dingin kembali kawat itu disentuhkan lagi dalam nyala
(Pelezar, 1986).
B. Teknik inokulasi
Ada beberapa metode yang digunakan
untuk mengisolasi biakan murnimikroorganisme yaitu :
1. Metode
gores
Teknik ini lebih menguntungkan
jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapimemerlukan
ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yangsempurna
akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaanmedia
agar nutrien dalam cawaan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di
antaragaris-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga
dapat tumbuhmenjadi koloni (Winarni, 1997).Cara penggarisan dilakukan pada
medium pembiakan padat bentuk lempeng. Biladilakukan dengan baik teknik inilah
yang paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadangberbeda pada masing-masing
laboratorium tapi tujuannya sama yaiitu untuk membuatgoresan sebanyak mungkin
pada lempeng medium pembiakan (Kus Irianto, 2006).
Ada beberapa teknik dalam
metode goresan, yakni :
a.
Goresan T
Cara kerja antara lain bagi cawan
menjadi 3 bagian menggunakan spidol marker, inokulasi daerah 1 dengan streak
zig-zag, panaskan jarum inokulan dan tunggu dingin, kemudian lanjutkan streak
zig-zag pada daerah 2.
Cawan diputar untuk memperoleh goresan yang sempurna, dan lakukan hal yang sama
pada daerah 3.
b.
Goresan kuadran
Hampir sama dengan goresan T,
namun berpola goresan yang berbeda yaitu dibagi empat. Daerah 1 merupakan
goresan awal sehingga masih mengandung banyak sel mikroorganisma.Goresan
selanjutnya dipotongkan atau disilangkan dari goresan pertama sehingga jumlah
semakin sedikit dan akhirnya terpisah-pisah menjadi koloni tunggal..
c.
Goresan Radiand.
d.
Goresan Sinambung
Sentuhkan inokolum loop
pada koloni dan goreskan secara kontinu sampai setengah permukaan agar Jangan
pijarkan loop, lalau putar cawan 1800C lanjutkan goreskan sampai
habis. Goreskan sinambung umumnya digunakan bukan untuk mendapatkan koloni
tunggal, melainkan untuk peremajaan ke cendawan atau medium baru.
2.
Metode tebar
Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar
nutrien dalam cawanpetridish dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok
dan steril. Inokulasi itudisebarkan dalam medium batang yang sama dapat
digunakan dapat menginokulasikanpinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran
bakteri yang merata dengan baik. Padabeberapa pinggan akan muncul koloni koloni
yang terpisah-pisah (Winarni, 1997).Winarni, D. 1997. Diktat Teknik
Fermentasi. Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS :Surabaya.
3.
Metode tuang
Isolasi menggunakan media cair dengan cara
pengenceran. Dasar melakukanpengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme
sehingga pada suatu saat hanyaditemukan satu sel di dalam tabung (Winarni,
1997).
4.
Metode tusuk
Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau
menusukan ujung jarum ose yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian
dimasukkan ke dalam media (Winarni,1997)
Dikenal beberapa cara atau metode untuk memperoleh
biakan murni dari suatubiakan campuran. Dua diantaranya yang paling sering
digunakan adalah metode cawan gores dan metode cawan tuang. Yang didasarkan
pada prinsip pengenceran dengan maksud untuk memperoleh spesies individu.
Dengan anggapan bahwa setiap koloni dapat terpisah dari satu jenis sel yang
dapat diamati (Afrianto, 2004).
Biakan murni diperlukan dalam berbagai metode
mikrobiologis, antara lain digunakan dalam mengidentifikasi mikroba. Untuk
mengamati ciri-ciri kultural morfologi, fisiologi dan serologi dibutuhkan
mikroba yang berasal dari satu spesies (Dwidjoseputro,
2005).
Menurut Hadioetomo (1993), ada
dua metode yang dilakukan untuk memperoleh biakan murni yaitu :
1.
Metode
cawan gores
Metode ini mempunyai dua keuntungan, yaitu menghemat bahan dan waktu.
Metode cawan gores yang dilaksanakan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan
terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan.
Metode cawan gores memiliki dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan waktu.
Namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang lumayan
yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang dilaksanakan
dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme seperti
yang diinginkan. Dua macam kesalahan yang umum sekali dilakukan oleh para
mahasiswa yang baru mulai mempelajari mikrobiologi ialah tidak memanfaatkan
permukaan medium dengan sebaik-baiknya untuk digores sehingga pengenceran
mikroorganisme menjadi kurang lanjut dan cenderung untuk menggunakan inokulum
terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan sel-sel yang digoreskan (Ratna,
1990).
2.
Metode
cawan tuang
Cara lain
untuk memperoleh koloni murni dari populasi campuran
mikroorganisme adalah dengan mengencerkan spesimen
dalam medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan ( ±50 oC ) yang kemudian dicawankan. Karena konsentrasi sel-sel
mikroba di dalam spesimen pada umunya tidak
diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap sehingga
sekurang-kurangnya satu di antara cawan tersebut mengandung koloni terpisah di
atas permukaan ataupun di dalam agar. Metode
ini memboroskan bahan dan waktu namun tidak memerlukan keterampilan yang
tinggi.
C. Morfologi
Bakteri
Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran
sangat kecil (Kusnadi, dkk, 2003). Sel bakteri amat beragam panjangnya; sel
beberapa spesies dapat berukuran 100 kali lebih panjang daripada sel spesies
yang lain (Alcamo, 2001).
Satuan ukuran
bakteri ialah micrometer yang setara dengan 1/1000mm. bakteri yang
paling umum dipelajari di dalam praktikum mikrobiologi dasar berukuran
kira-kira 0,5 – 1 x 2-5 µm. sebagai contoh, bakteri stafilokokus dan
streptokokus yang berbentuk bola mempunyai diameter yang berkisar dari 0,75
sampai 1,25 µm. Bentuk batang yang berukuran rata-rata seperti bakteri tifoid
dan disentri mempunyai lebar 0,5-1 µm dan panjang 2-3 µm. Sel beberapa spesies
bakteri amat panjang; panjangnya dapat melebihi 100 µm dan diameternya berkisar
dari 0,1-0,2 µm. sekelompok bakteri yang dikenal sebagai mikoplasma, ukurannya
khas amat kecil demikian kecilnya sehingga hamper-hampir tak tampak di bawah
mikroskop cahaya. Mereka juga pleomorfik; yaitu morfologinya amat beragam.
Ukurannya berkisar dari 0,1-0,3 µm (Atlas, 1995).
1.
Bakteri
Bakteri dari kata latin bacterium (jamak, bacteria) adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran
inti sel. Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil
(mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi.
Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit,
sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan,
pengobatan,
dan industri Struktur sel bakteri relatif
sederhana tanpa nukleus/inti
sel, kerangka sel,
dan organel-organel
lain seperti mitokondria dan kloroplas Hal inilah yang menjadi dasar
perbedaan antara sel prokariot
dengan sel eukariot yang lebih kompleks (wahyu,
2010).
Bakteri dapat ditemukan di
hampir semua tempat di tanah, air, udara,
dalam simbiosis dengan organisme lain maupun
sebagai agen parasit (patogen),
bahkan dalam tubuh manusia. Pada umumnya, bakteri berukuran 0,5-5 μm, tetapi
ada bakteri tertentu yang dapat berdiameter hingga 700 μm, yaitu Thiomargarita.Mereka umumnya memiliki dinding sel,
seperti sel tumbuhan dan jamur,
tetapi dengan bahan pembentuk sangat berbeda (peptidoglikan). Beberapa jenis bakteri bersifat motil (mampu
bergerak) dan mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel.
Selain itu jenis bakteri tertentu dapat membentuk tubuh istirahat yang disebut
endospora. Endospora adalah tubuh kecil yang tahan lama (panas, zat kimia),
terbentuk dalam sel dan mampu tumbuh menjadi organisme vegetatif yang baru jika
lingkungan menguntungkan (Putri,
2011).
Sel-sel
individu bakteri dapat berbentuk seperti elips, bola, batang, atau
spiral.Masing-masing ciri ini penting dalam mencirikan morfologi suatu spesies.
Sel bakteri yang berbentuk seperti bola atau elips dinamakan kokus. Kokus mucul
dalam beberapa penataan yang khas tergantung pada spesiesnya. Sel berbentuk
silindris atau batang dinamakan basilus. Ada banyak perbedaan
dalam ukuran panjang dan lebar di antara berbagai spesies basilus. Ujung
beberapa basilus tampak persegi, yang lain bundar, dan yang lain lagi meruncing
atau lancip seperti ujung cerutu. Kadang-kadang basilus tetap saling melekat
satu sama lainnya, ujung dengan ujung, sehingga memberikan penampilan rantai
(Funke et al, 2004).
Bakteri
berbentuk spiral terutama dijumpai sebagai individu-individu sel yang tidak
saling melekat.Tercakup di dalam kelompok morfologis ini adalah spiroketa,
beberapa diantaranya menyebabkan penyakit yang berbahaya bagi
manusia.Individu-individu sel dari spesies yang berbeda-beda menunjukkan
perbedaan-perbedaan yang mencolok dalam hal panjang, jumlah, dan amplitudo
spiralnya serta kekakuan dinding selnya. Sebagai contoh, beberapa spirilum
berukuran pendek, spiralnya berpilin ketat; yang lain sangat panjang dan
menunjukkan sederetan pelintiran dan lengkungan. Spiral yang pendek dan tidak
lengkap disebut sebagai bakteri koma, atau vibrio (Holt dan Bergey, 1994).
2. Fungi
Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya di
luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya.
Fungi memiliki bermacam-macam bentuk. Awam mengenal sebagian besar anggota
Fungi sebagai jamur, kapang, khamir,
atau ragi, meskipun
seringkali yang dimaksud adalah penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya
sendiri. Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit banyak disebabkan adanya pergiliran keturunan yang memiliki penampilan yang
sama sekali berbeda. Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual (Madigan, 2005).
Peranan jamur dalam alam sangat
besar, ada yang merugikan, berbahaya dan ada yang menguntungkan. Spesies
jamur yang nonpatogen meliputi spesies yang melakukan perombakan bahan organik
dalam tanah, perusak kayu dan bahan
lain. Penyebaran jamur di alam sangat luas. Jamur terdapat dalam tanah,
buah-buahan, dalam air, bahan organik, bahan makanan, sebagai saprofit atau
parasit pada tanaman, hewan dan manusia. Spora jamur beterbangan diudara
dan spora tersebut akan berkecambah menjadi sel vegetatif jika jatuh di tempat
yang memungkinkan untuk hidupnya.Walaupun jamur dapat dilihat, namun
masing-masing sel adalah mikroskopik. Jamur tersusun atas benang-benang
sel yang disebut hifa. Jika jamur tumbuh, hifa saling membelit untuk membentuk
massa benang yang disebut miselium yang cukup besar untuk dilihat dengan mata
(wahyu, 2010).
II.
ALAT DAN BAHAN
Alat-alat
yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
Autoclave (Tomy Es-315), Autoclave (All American), Laminar (Robus ph:
021 7354878), Timbangan Digital (Lutron GM-500), Hot Plate Stirrer (Labtech),
Gelas Ukur (YZ 250 ml ± 2 ml), Gelas Kimia (Pyrex 1 wakl Te-32 500 ml), Batang
Pengaduk, Spatula, Kapas (Swand Brand), Kain Kasa, Benang Jagung, Sprayer
(Tudor Jet Sprayer), Lampu Spritus, Erlenmeyer (Pyrex 1 wakl Te-32 250 ml),
Petri Disch, Mikroskop, Kaca Preparat, Kaca Penutup.
Sedangkan
bahan yang digunakan adalah Alkohol 70 %, Aquades (Twist), PDA (Potato Dextrose Agar), NA (Nutrient Agar).
III.
WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum mikrobiologi
tentang morfologi dan inokulasi mikroorganisme ini dilaksanakan pada
hari kamis, 6 hingga tanggal 13 september 2016 pukul 7.15
WIB sampai dengan selesai, di Laboratorium Mikrobiologi, Gedung L lantai 1,
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.
IV.
PROSEDUR KERJA
A. Inokulasi mikroorganisme
Jarum ose disiapkan Diambil botol media dan cawan
petri berisi biakan murni. Cawan petri tersebut dipegang ditangan kiri dan ose
di tangan kanan. Dipanaskan ose dengan api bunsen sampai pijar. Digerakan naik
turun agar alat ini steril. Diangkat sumbat botol, kemudian dipanaskan mulut
tabung dengan bunsen bolak-balik sebanyak 2 kali. Jarum ose digoreskan dengan
motode gores untuk biakan bakteri dan untuk biakan cendawan hanya di titikkan
saja pada media. Panaskan kembali mulut tabung reaksi dan tutup lagi dengan
disumbat. Inkubasi isolat selama 3 hari kemudian diamati pertumbuhannya dan morfologinya.
B.
Pengamatan
Morfologi Mikroorganisme
Siapkan isolat bakteri dan jamur. Amati koloni bakteri
dan jamur dengan mata telanjang yang meliputi warna, bentuk koloni, ukuran
diameter koloni, penampakan (mengkilat atau suram), kemudian foto atau gambar
koloni bakteri dan jamur tersebut. Lakukan pengamatan morfologi koloni bakteri
dan jamur di bawah mikroskop yang meliputi warna, bentuk koloni, ukuran
diameter koloni, penampakan (mengkilat atau suram). Foto atau gambar koloni
jamur dan bakteri tersebut.
V.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Inokulasi
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
1.
|
|
Spread
plate agar tegak pada petridish setelah tahap inkubasi 3 hari.
|
2.
|
|
Spread
plate agar miring pada tabung reaksi yang telah di inkubasi selama 3 hari.
|
2. Morfologi
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
1.
|
|
Fungi
yang ditemukan pada PDA dengan perbesaran 10x10 berbentuk spiral, warna
suram.
|
2.
|
|
Bakteri
yang ditemukan di NA berbentuk tabung dengan ukuran yang sangan kecil
berwarna kream kusam.
|
B. Pembahasan
Untuk penggunaan metode gores
dengan medium agar miring, mula-mula disiapkan media biakan induk dari jenis
mikroorganisme. Medium agar miring NA berfungsi sebagai tempat menggoreskan
bakteri dan tempat pertumbuhan koloni bakteri. Jarum ose dipanaskan hingga
membara berfungsi untuk mensterilsasi jarum sebelum digunakan dari
mikroorganisme lain, sumbat kapas tabung reaksi yang berisi isolate biakan
induk dibuka, kemudian bibir tabung di panaskan berfungsi untuk mensterilisasi
tabung dan biakan dari mikroorganisme lain. Setelah itu, jarum ose dimasukan
pada medium biakan induk, jarum ose bentuk bulat untuk inokulasi bakteri.
Pengambilan inokulum dengan dengan menggoreskan ujung bulat jarum ke media
biakan induk, memungkinkan bakteri dapat terambil banyak. Mulut tabung reaksi
yang berisi isolate biakan induk dipanaskan kembali, berfungsi untuk
mensterilisasi tabung dan biakan dari mokroorganisme lain. Kemudian segera di
tutup dengan sumbat kapas lemak bertujuan agar keadaan mikroorganisme di dalam
tabung reaksi tetap steril, apabila ada kontaminan yang akan masuk, maka dapat
terserap dengan sumbat kapas tanpa dapat mempengaruhi mikroorganisme yang akan
di biakan (Anonim, 2008).
Setiap perlakuan diusahakan
dilakukan secara aseptis ( di dekat api Bunsen) berfungsi agar saat inokulasi,
bahan serta alat gelas yang digunakan tetap steril. Inokulum digoreskan di
permukaan media agar miring di dalam tabung reaksi yang telah di sediakan
menggunakan metode gores mulai dari samping arah zig-zag. Arah zig-zag. Arah
zigzag di gunakan supaya memungkinkan koloni terbentuk tersebar merata dan
tampak jelas serta tidak bertumpuk dari koloni yang akan terbentuk. Panaskan
sekeliling mulut tabung dan segera di tutup dengan sumbat kapas berfungsi untuk
mensterilisasi tabung reaksi dan biakan dari mikroorganisme lain. Kemudian di
amati dan di foto bentuk koloni yang terbentuk setelah di inkubasi selama 2x24
jam, Medium yang digunakan adalah larutan nutrient agar yang sebelumnya
dipanaskan agar bisa membentuk medium miring yang didinginkan hingga memadat
dengan memiringkan tabung reaksi sehingga memebentuk agar miring dan berwarna
kuning muda. Medium agar miring adalah medium yang dibuat dalam tabung reaksi
yang diletakan miring pada waktu pendinginan. (Pelczar, 1986)
Keuntungan media agar miring
ini adalah luas permukaan yang kecil sehingga peluang kontaminasi rendah dan
dapat memperluas bidang untuk digunakan strain murni (indukan murni). Sedangkan
kerugiannya hanya memuat sedikit mikroorganisme. Media agar untuk bakteri
digunakan media NA (Nutrien agar) karena yang komposisinya ekstrak daging sapi
didalamnya mengandung protein, karbohidrat, vitamin dan sedikit lemak juga
terdapat adanya beberapa factor pertumbuhan yang tidak mampu mensintesis
mikroorganisme, (Waluyo,L,2005).
Medium NA berfungsi untuk
membiakan berbagai macam mikroorganisme serta kultur bakteri. Pada praktikum
ini kita mempelajari bagaimana melakukan teknik inokulasi biakan mikroorganisme
pada medium steril sehingga bisa mendefinisikan bahwa teknik inokulasi adalah
pekerjaan memindahkan bakteri dari medium lama kemedium baru dengan tingkat
ketelitian sangat tinggi dan dituntut untuk bwekera secara aseptic yaitu bebas
dari pengaruh kontaminan mikroorganisme yang lain. Teknik aseptic dilakukan
dengan penyediaan alat-alat kerja yang steril dan bekerja didekat api Bunsen
agar terhindar dari kontaminan udara.pada waktu inokulasi jarum yang digunakan
untuk meindahkan mikroba harus dipijarkan diatas api segera sebelum dan sesudah
melakukan pemindahan.
Pemanasan ini menghancurkan semua
bentuk kehidupan yang ada pada permukaan jarum atau alat pemindahan, setelah di
inokulasi biakan bakteri disimpan dan diinkubasi dalam lingkungan yang sesuai
untuk petumbuhan (Dwidjoseputro, 1988).
VI.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah kita dilakukan maka dapat
diperoleh kesimpulan bahwa teknik inokulasi merupakan teknik pemindahan bakteri
ke dalam media dengan perlakuan khusus untuk mempertahankan kemurnian dari
bakteri tersebut. Teknik inokulasi dapat dilakukan dengan metode gores pada agar
datar (streak plate method) dan metode gores pada agar miring (streak plate
method). Proses inokulasi harus benar-benar aseptik atau steril supaya tidak
terjadi kontaminasi oleh mikroorganisme lain. Pada hasil pengamatan metode
gores agar miring terlihat adanya garis zig-zag putih. Sedangkan pada metode
gores agar datar juga ditemukan garis zig-zag putih yang menandakan tumbuhnya koloni bakteri.
B. Saran
REFERENSI
Dwidjoseputro,
D, 1987. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan
Dwidjoseputro,
D. 1992. Dasar-Dasar
Mikrobiologi. Jakarta: Imagraph
Fardiaz,
Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.
Hadioetomo,
R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar
Dalam Praktek. PT Gramedia, Jakarta.
Madigan.
2005 MT. Brock Biology of
Microorganisms (edisi
ke-Edisi ke-12). San Francisco: Pearson Benjamin Cummings. hlm. hlm. 2.
Pelczar,
Michael J. dan E.C.S. Chan. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid 2. Jakarta:
UI-Press.
Waluyo.
2008. Mikrobiologi Umum. UMM PRESS. Malang.
Wahyu.
2010. Mikroorganisme. http://wahyuaskari.wordpress.com. Diakses pada
tanggal 2 Desember 2011.
Winarmi,
D. 1997. Diktat Teknik Fermentasi. Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS
: Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar